Saturday, May 5, 2018

RAHASIA DAN KEUTAMAAN DIBALIK SURAT ALFATIHAH


Ibnu Dharis meriwayatkan dari Abi Qibalah, Nabi SAW bersabda :

من شاهد فاتحة الكتاب حين تستفتح كمن شهد فتحا في سبيل الله، ومن شهدها حين تختم كان كمن شهد الغنائم حين تقسم
“Barang siapa menyaksikan fatihatul kitab ketika mulai dibaca maka dia seperti seseorang yang menyaksikan peperangan di jalan Allah, dan barang siapa menyaksikannya ketika ditutup maka dia seperti orang yang menyaksikan ketika harta rampasan dibagikan”. Dalam kitabnya Tarikh Damsyik, Ibnu Asakir meriwayatkan sebuah hadits dari Syaddad bin Aus, RAsulullah SAW bersabda :

إذا أخذا أحدكم مضجعه ليرقد، فليقرأ بأم الكتاب وسورة، فإن الله يوكل به ملكا يهب معه إذاهب
“Apabila seseorang diantara kalian hendak mulai tidur, maka bacalah ummul kitab (surat fatihah) dan salah satu dari surat dalam Al-Qur’an, maka Allah akan mewakilkan untuknya malaikat yang akan bangun bersamanya jika dia bangun.”

Para ulama berpendapat bahwa surat Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat dan bismillaahirrahmaanirrahiim merupakan salah satu ayat dari surat Al-Fatihah, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Daruquthniy dan Imam Bukhari dalam kitab tarikhnya dari Abu Hurairah ra. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

إذا قرأتم الحمدلله فاقرأوا بسم الله الرحمن الحيم، لأنها أم القران وام الكتاب والسبع المثاني بسم الله الرحمن الرحيم إحدى اياتها
“Jika Engkau membaca Alhamdulillah (surat Al-Fatihah) bacalah bismillaahirrahmaanirrahiim karena merupakan induk Al-Quran daj kerupakan Sab’ul Matsani dan bismillaahirrahmaanirrahiim adalah salah satu dari ayatnya”. Untuk kata amin (آمين) yang diucapkan ketika selesai membaca surat Al-Fatihah bukan merupakan bagian dari Al-Qur’an tetapi disunnahkan bagi kita untuk membacanya ketika selesai membaca surat Al-Fatihah, sebagaimana sbada Rasulullah SAW :

علمني جبريل آمين عند فراغي من قراءة سورة الفاتحة
“Jibril mengajarkan kepadaku agar membaca amin (آمين) ketika aku selesai membaca surat Al-Fatihah”. Al-Baihaqi dan beberapa ulama lainnya mengatakan tentang bacaan amin (آمين) sewaktu shalat jahriyah (shalat yang bacaan Al-Fatihahnya dikeraskan) yaitu imam membacanya dengan jelas (dapat didengar oleh ma’mum), sebagaimana riwayat dari Wail bin Hujr, adalah Rasulullah SAW jika selesai membaca wa ladhdhooliin beliau mengucapkan amin (آمين) dengan mengeraskan suaranya dan ma’mum mengucapkan juga bersamaan dengan imamnya. Dalam salah satu hadits, Nabi SAW bersabda :

إذا قام الإمام ولا الضـــــــــالين، فقولوا آمين، فإن الملائكة يقول آمين، فإن الإمام يقول آمين، ومن وافق تأمينه تأمين الملائكة غفرله ماتقدم من ذنبه
“Apabila imam selesai mengucapkan wa ladhdhooliin maka ucapkanlah آمين , karena para malikat juga mengucapkan آمين , barang siapa yang ketika membaca آمين bertepatan dengan malikat ketika membaca آمين , maka dosanya yang lalu diampuni oleh Allah.”
Menurut Asy-Syaikh Al-Jarjaniy sebagaimana disebutkan dalam kitabnya Al-Amaliy akan diampuni dosanya baik yang telah lalu maupun yang belakangan/akan datang.

[ Hikayat ] Dalam kitab Zadul Musafirin diceritakan bahwa kaisar Romawi menulis surat kepada khalifah Umar bin Khattab yang isinya : Aku baca di kitab Injil bahwa siapa yang membaca satu surat yang tidak terdapat didalamnya 7 huruf, yaitu tsa (ث),kha (خ), zha (ظ), fa (ف), za (ز), jim (ج) dan syin (ش), siapa yang membaca surat ini maka Allah akan mengharamkan tubuhnya tersentuh api neraka, maka kami mencarinya dalam kitab Zabur, dan kitab Taurat tetapi tidak kami temukan, apakah surat itu terdapat pada kitab kalian? Setelah membaca surat ini khalifah Umar mengumpulkan pada sahabat dan menceritakan tentang isi surat dari kaisar tersebut, maka salah seorang sabahat Ubay bin Ka’ab mengatakan bahwa yang dimaksud oleh kaisar itu adalah surat Al-Fatihah, setelah mendengar itu khalifa Umar langsung mengirimkan jawabannya, tidak lama setelah mengetahui itu kaisar tersebut masuk Islam.

TANYA JAWAB HUKUM QORI/QORIAH

PERTANYAAN :
Assalamualaikum. Adakah dalil yang membolehkan memperindah bacaan alquran dengan nada2 tertentu seperti bacaan para qori/qoriah ? terimakasih..

JAWABAN :
Wa'alaikumussalaam, membaguskan bacaan alqur'an dengan memperindah suara dan pake lagu hukumnya sunah dengan syarat tidak memanjangkan bacaan yang menyebabkan berubahnya dan susunan ayat. :
.العاشر تحسين القرأة وترتيلها بترديد الصوت من غير تمطيط مفرط يغير النظم فذلك سنة قال صلى الله عليه وسلم "زينوا القرأن بأصواتكم"__وقال صلى الله عليه وسلم "ليس منا من لم يتغن بالقرأن" فقيل أراد به الإستغناء وقيل أراد به الترنم وترديد الألجان به وهو أقرب عند أهل اللغة.إحياء علوم الدين ١/٢٨٠

Rosululloh SAW bersabda; Laisa minnaa man lam yataghonna bil qur an. bukan dari golongan kami, orang yang tidak mmbaguskan alqur an dengan suaranya.. dengan catatan tidak berlebihan palagi sampai merusak makhoorijul huruf nya.. Alloh berfiman : WAROTTIL ALQUR A~NA TARTIILAA

ورتل القرآن ترتيلا
Tartil = baca dengan bagus dengan lagu dengan ketentuan-ketentuan tajwid..
Tartiilaa = dengan sebagus2 nya..
Sebenarnya Membaca alqur'an itu ada 3 cara :
1. QIRO'at BIT TAGHONNI.. Seperti qiro'at muammar..
2. QIRO'AT BIT TARTIL..seperti bacaannya syeh muhammad..
3. QIRO'at HADZR.. Seperti bacaan cepat ketika khataman (muqoddaman)
Dan semua itu di perboleh kan dagn syarat harus mengikuti ketentuan-ketentuan tajwid nya


TANYA JAWAB HUKUM MEMALINGKAN TERJEMAH UNTUK MAKSUD LAIN

PERTANYAAN :
Assalamualaikum warohmatulloohi wabarokaatuh, Saya sering baca orang berdalil tentang rokok, kata mereka dalil rokok ada dalan Al Quran
و اركعوا مع ﺍﻟﺮﺍﻛﻌﻴﻦ
Warka'uu ma'arrooki'iin. Mereka mengartikan : merokoklah kamu bersama orang-orang yang merokok. Seharusnya terjemahnya adalah : Rukuklah bersama orang-orang yang rukuk ..
Pertanyaan :
1). Bagaimana hukumnya memalingkan terjemah seperti itu ?
2). apakah itu termasuk mempermainkan ayat Al Quran ?  Jazaakumullah..
JAWABAN :
1. Tidak boleh. kalau menurut saya maksud dari
و اركعوا مع ﺍﻟﺮﺍﻛﻌﻴﻦ
ialah: menyebut ruku' yang dikehendaki adalah sholat.  Ini termasuk dari Dzikrul Ba'dhi wa irodatil Kull.
ﺍﻟﺴﺆﺍﻝ ﻟﻤﺎﺫﺍ ﺫﻛﺮ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺑﺎﻷﺧﺺ ﻓﻲ ﺍﻵﻳﺔ )ﻭﺍﺭﻛﻌﻮﺍ ﻣﻊ ﺍﻟﺮﺍﻛﻌﻴﻦ (؟
ﺍﻹﺟﺎﺑــﺔ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ، ﺃﻣﺎ ﺑﻌـﺪ: ﻓﻘﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ: ﻭَﺃَﻗِﻴﻤُﻮﺍْ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻭَﺁﺗُﻮﺍْ ﺍﻟﺰَّﻛَﺎﺓَ ﻭَﺍﺭْﻛَﻌُﻮﺍْ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺮَّﺍﻛِﻌِﻴﻦَ }ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ{43:، ﻓﻴﻪ ﺃﻣﺮ ﺑﺄﺩﺍﺀ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻤﺎﻋﺔ، ﻓﺎﻟﻤﻘﺼﻮﺩ ﺑﺎﻟﺮﻛﻮﻉ ﻫﻨﺎ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻛﻠﻬﺎ، ﻻ ﺧﺼﻮﺹ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺍﻟﺬﻱ ﻫﻮ ﺭﻛﻦ ﻣﻦ ﺃﺭﻛﺎﻥ ﺍﻟﺼﻼﺓ، ﻭﺳﺒﺐ ﺗﺨﺼﻴﺺ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﻓﻲ ﺍﻵﻳﺔ ﺍﻟﻜﺮﻳﻤﺔ -ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﻛﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ- ﻫﻮ ﺃﻥ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﻛﺎﻥ ﺃﺛﻘﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ، ﻗﺎﻝ ﺍﺑﻦ ﺍﻟﻌﺮﺑﻲ ﻓﻲ ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ: ﻭﺧﺺﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﻷﻧﻪ ﻛﺎﻥ ﺃﺛﻘﻞ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻓﻌﻞ، ﻭﻗﻴﻞ ﺇﻧﻪ ﺍﻻﻧﺤﻨﺎﺀ ﻟﻐﺔ ﻭﺫﻟﻚ ﻳﻌﻢ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﻭﺍﻟﺴﺠﻮﺩ، ﻭﻗﺪ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺃﺛﻘﻞ ﺷﻲﺀ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻘﻮﻡ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ. ﻭﺃﻭﺭﺩ ﺍﻟﺠﺼﺎﺹ ﻓﻲ ﺃﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻋﻠﺔ ﺃﺧﺮﻯ ﻟﺘﺨﺼﻴﺺ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ ﺑﺎﻟﺬﻛﺮ، ﻗﺎﻝ: ﻟﻤﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﺻﻼﺓ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺑﻐﻴﺮ ﺭﻛﻮﻉ، ﻭﻛﺎﻥ ﻓﻲ ﺍﻟﻠﻔﻆ ﺍﺣﺘﻤﺎﻝ ﺭﺟﻮﻋﻪ ﺇﻟﻰ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺑﻴﻦ ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﻌﺒﺪ ﺑﻬﺎ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻜﺘﺎﺏ ﺑﻞ ﺍﻟﺘﻲ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺮﻛﻮﻉ... ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ
2. Memberi penafsiran disesuaikan dengan akalnya yang jelas tidak boleh, bahkan ancamannya sangat besar sekali. Sudah disabdakan Nabi Muhammad SAW akan banyaknya di akhir zaman orang yang menafsirkan Al Qur’an dengan sembarangan,sesuai pendapat sendiri saja. Tanpa memiliki kemampuan di bidangnya, tanpa mengetahui kaitannya dengan hadits-hadits Nabi, kaitan ayat dengan ayat. Terkadang ditafsirkan disesuaikan dengan ajaran kelompok mereka, didoktrin dari pendahulu-pendahulu, mereka tanpa memandang pendapat para ahli sebelumnya. Seolah pendapat merekalah yang paling benar. Nabi SAW bersabda :
ﻣَﻦْ ﻓَﺴَّﺮَ ﺍْﻟﻘُﺮْﺁﻥَ ﺑِﺮَﺃْﻳِﻪِ ﻓَﻠْﻴَﺘَﺒَﻮَّﺃْ ﻣَﻘْﻌَﺪَﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭ
“Barang Siapa yang menafsirkan Al Qur'an dengan menggunakan pendapatnya sendiri maka hendaknya dia menempati tempat duduknya yang terbuat dari api neraka".(HR. Ahmad, At Tirmidzi dan Ibnu Abi Syaibah) .
ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺑﺎﻟﺮﺃﻱ ﻓﺄﻣﺎ ﺗﻔﺴﻴﺮ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺑﻤﺠﺮﺩ ﺍﻟﺮﺃﻱ ﻓﺤﺮﺍﻡ ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺆﻣَﻞ، ﻗﺎﻝ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺳﻔﻴﺎﻥ ﻗﺎﻝ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﺍﻷﻋﻠﻰ،ﻋﻦ ﺳﻌﻴﺪ ﺑﻦ ﺟﺒﻴﺮ، ﻋﻦ ﺍﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻗﺎﻝ: ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ : )) ﻣﻦ ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﺑﻐﻴﺮ ﻋﻠﻢ ﻓﻠﻴﺘﺒﻮﺃ ﻣﻘﻌﺪﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ (88).
ada ancamannya bila mentafsir Al-Quran dangan semaunya berdasarkan Hadits Nabi yang disebutkan dalam muqoddimah tafsir Al-Baghowi :
فصل في وعيد من قال في القرآن برأيه من غير علم
أنا أبو بكر محمد بن عبد الصمد الترابي أنا أبو محمد عبد الله بن أحمد بن حمويه السرخسي أنا أبو إسحاق إبراهيم بن خزيم الشاشي ثنا أبو محمد عبد بن حميد ثنا عبد الرزاق أنا الثوري عن عبد الأعلى عن سعيد بن جبير عن ابن عباس رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من قال في القرآن برأيه فليتبوأ مقعده من النار " .
أنا أبو منصور محمد بن عبد الملك المظفري أنا أبو سعيد أحمد بن محمد بن الفضل الفقيه أنا أبو عبد الله الحسين بن الحسن البصري ثنا أبو الفضل العباس بن محمد الدوري أخبرنا يحيى بن حماد ثنا أبو عوانه عن عبد الأعلى عن سعيد بن جبير عن ابن عباس رضي الله تعالى عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من قال في القرآن بغير علم فليتبوأ مقعده من النار " .
Wa'alaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh.... Pelakunya dihukumi murtad dan kufur menurut kesepakatan Ulama, Na'uudzu Billaahi Min Dzaalik...
وَلا تَتَّخِذُوا آَيَاتِ اللَّهِ هُزُوًا
“Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah sebagai permainan.” (QS. 2:231)
إِنَّهُ لَقَوْلٌ فَصْلٌ (13) وَمَا هُوَ بِالْهَزْلِ
“sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar firman yang memisahkan antara yang hak dan yang batil, dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau.” (QS. 86:13)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لا تَتَّخِذُوا الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَكُمْ هُزُوًا وَلَعِبًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاءَ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi Kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS. 5:57).
واعلم أن من استخف بالقرآن أو المصحف أو بشيء منه أو سبهما أو جحده أو حرفاً منه أو آية أو كذب به أو بشيء منه أو كذب بشيء مما صرح به فيه من حكم أو خبر أو أثبت ما نفاه أو نفى ما أثبته على علم منه بذلك أو شك في شيء من ذلك فهو كافر عند أهل العلم بإجماع قال الله تعالى { وإنه لكتاب عزيز (41) لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه تنـزيل من حكيم حميد (42)
Ketahuilah....!! Sesungguhnya orang yang meremehkan al-Quran atau mushaf, atau sesuatu darinya, mencercanya, mengingkarinya, atau satu huruf, ayat darinya, atau membohonginya, atau sesuatu darinya atau berbohong dengan menggunakan hukum, ketetapan, cerita yang telah dijelaskan didalamnya atau menetapkan hal yang tertiadakan atau meniadakan yang telah tertetapkan dengan didasari ilmu yang berada didalamnya atau ragu-ragu atas sesuatu darinya, maka tidak terelakkan orang yang demikian menurut kesepakatan Ulama Ahli Ilmu dihukumi kufur. Allah Ta’ala berfirman “dan sesungguhnya Al Qur'an itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al Qur'an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.”. (QS. 41:42). [ Al-Qadhi al-‘Iyaadh Syarh as-Syifaa’ II/549 ].
تحت باب حكم المرتد ( أو أتى بقول أو فعل صريح في الاستهزاء بالدين أو امتهن القرآن أو أسقط حرمته ... ) .
“Diantara yang menyebabkan murtad adalah.......... Melakukan perbuatan atau ucapan secara jelas dengan mentertawakan agama, meremehkan atau tidak memulyakan al-Quran”. [ as-Syaikh al-Buhaity Zaad al-Mustaqni Hal. 682 ]
بشيء منه أو جحده أو حرفاً منه أو كذب بشيء منه أو أثبت ما نفاه أو نفى ما أثبته على علم منه بذلك أو شك في شيء من ذلك فهذا كافر بإجماع أهل العلم )) .
“Barangsiapa meremehkan al-Quran atau sesuatu darinya atau menentangnya atau menentang satu huruf darinya atau membohongi sesuatu darinya atau menetapkan yang tiada darinya atau meniadakan yang tertetapkan padanya dengan didasari pengetahuan atau ragu-ragu sesuatu darinya maka yang demikian dihukumi kufur menurut kesepakan Ulama ahli Ilmu”. [ Ibn Firhaun al-Maliky Tabshirah al-Hikaam II/214 ].
Wallaahu A'lamu Bis Showaab.


TANYA JAWAB PERBEDAAN NUZULUL QUR'AN DAN LAILATUL QADR

PERTANYAAN :
Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh...... Mau tanya... ada yang mengganjal dihati nih..
- Nuzulul Qur'an = 17 Romadhon, betul.?
- Dahulu, Al Qur'an turun waktu Lailatul Qodar, betul.?
- Berarti Nuzulul Qur'an bertepatan lailatul qodar, betul.?
Kalau Nuzulul Qur'an jatuh pada tanggal 17 Romadhon, kenapa Nabi Muhammad menganjurkan mencari lailatul qodar pada 10 malam terakhir.? Mohon bantuan penjelasannya secara gamblang yang mudah dimengerti oleh orang awam seperti diriku.. Maaf, ada yang terselip di memoryku, tapi sulit ku buka.. sudah pernah aku tanyakan belum ya.? atau sudah ada dokumen.?
JAWABAN :
Perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar [ NUonline, 02/10/2007 ].
Nuzulul Qur’an adalah waktu turunya Al-Qur’an yang bertepatan dengan malam yang disebut Lailatul Qadar. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an pada Lailatul Qadar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Qadr ayat 1-5. Namun begitu, Nuzulul Qu’an sering diperingati pada malam 17 Ramadhan, sementara umum diketahui bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada sepertiga malam yang terakhir bulan Ramadhan. Mengapa bisa berbeda ? Allah SWT berfirman :
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al-Qadr 1-5).
Para ulama berbeda pendapat tentang dlamir “hu” atau kata ganti yang merujuk kepada Al-Qur’an dalam ayat pertama. Apakah Al-Qur’an yang dimaksud dalam ayat itu adalah keseluruhannya, artinya Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sekaligus dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia) pada malam Lailatul Qadar, ataukah sebagiannya, yaitu bahwa Allah SWT menurunkan pertama kali Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu surat Al-‘Alaq Ayat 1-5 pada malam Lailatul Qadar?
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Ibnu Abbas RA menjelaskan bahwa Al-Qur’an yang diturunkan pada Lailatul Qadar keseluruhnya; baru kemudian secara berangsur diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. (HR. Ath-Thabrani). Sementara itu Nuzulul Qur’an sering diperingati pada tanggal 17 Ramadhan, dengan mengadakan pengajian atau tabligh akbar, dan bukan pada malam Lailatul Qadar. Hal ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa pada tanggal tersebut Rasulullah SAW pada umur 41 tahun mendapatkan wahyu pertama kali. Yaitu surat Al-‘alaq ayat 1-5 ketika beliau berkonteplasi (berkhalwat) di gua Hira, Jabal Nur, kurang lebih 6 km dari Mekkah.
Nuzulul Qur’an yang diperingati oleh umat Islam dimaksudkan itu adalah sebagai peringatan turunnya ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW yakni ayat 1-5 Surat Al-Alaq.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Adapun Lailatul Qadar merujuk kepada malam diturunkannya Al-Qur’an dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Dikisahkan bahwa pada malam itu langit menjadi bersih, tidak nampak awan sedikitpun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas.
KH A Nuril Huda (Ketua Pengurus Pusat Lembaga Dawah Nahdlatul Ulama LDNU).
KH Arwani Faisal (Wakil Ketua Pengurus Pusat Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU )


TANYA JAWAB MEMEGANG & MEMBAWA AL QUR'AN DALAM KONDISI BERHADATS

PERTANYAAN :
Mau....tanya nie ? Bener ga bahwasanya, ada sebagian علماء yang memperbolehkan memegang ألقرأن dalam keadaan punya hadats kecil....dan mintak 'ibarotnya...monggo, dan mkacych...
Wa'alaikumsalam. BENAR, yaitu pendapat Imam Daud Bin ‘Ali, Hammad Bin Abu Sulaiman dan Hakam Bin ‘Uyainah namun menurut Madzhab Syafi’i dan mayoritas Ulama sebagaimana pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Ahmad menghukumi keharaman menyentunya tanpa wudhu
مَسْأَلَةٌ : وُجُوبُ الطَّهَارَةِ لِحَمْلِ الْمُصْحَفِ وَمَسِّهِ قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : وَلَا يَحْمِلُ الْمُصْحَفَ وَلَا يَمَسُّهُ إِلَّا طَاهِرًا .
قَالَ الْمَاوَرْدِيُّ : وَهَذَا كَمَا قَالَ الطَّهَارَةُ وَاجِبَةٌ لِحَمْلِ الْمُصْحَفِ وَمَسِّهِ ، وَلَا يَجُوزُ أَنْ يَحْمِلَهُ مَنْ لَيْسَ بِطَاهِرٍ وَقَالَ دَاوُدُ بْنُ عَلِيٍّ : يَجُوزُ حَمْلُهُ بِغَيْرِ طَهَارَةٍ ، وَبِهِ قَالَ حَمَّادُ بْنُ أَبِي سُلَيْمَانَ وَالْحَكَمُ بْنُ عُيَيْنَةَ اسْتِدْلَالًا بِمَا رُوِيَ أَنَّ النَّبِيَّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} كَتَبَ إِلَى قَيْصَرَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ [ آلِ عِمْرَانَ : ] .
وَقَدْ عَلِمَ مِنْ حَالِهِمْ أَنَّهُمْ يَمَسُّونَهُ وَيَتَدَاوَلُونَهُ عَلَى غَيْرِ طَهَارَةٍ ، قَالُوا : وَلِأَنَّ الطَّهَارَةَ لَمَّا لَمْ تَجِبْ لِقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ فَأَوْلَى أَلَّا تَجِبَ بِحَمْلِ مَا كُتِبَ فِيهِ الْقُرْآنُ ، قَالُوا : وَلِأَنَّ كُلَّمَا لَمْ يَكُنْ سَتْرُ الْعَوْرَةِ مُسْتَحَقًّا فِيهِ لَمْ تَكُنِ الطَّهَارَةُ مُسْتَحَقَّةً فِيهِ كَأَحَادِيثِ النَّبِيِّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} وَكُتُبِ الْفِقْهِ .
وَدَلِيلُنَا قَوْلُهُ تَعَالَى : إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ فِي كِتَابٍ مَكْنُونٍ لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ [ الْوَاقِعَةِ : ] .
وَمَعْلُومٌ أَنَّ الْقُرْآنَ لَا يَصِحُّ مَسُّهُ فَعَلِمَ أَنَّ الْمُرَادَ بِهِ الْكِتَابُ الَّذِي هُوَ أَقْرَبُ الْمَذْكُورِينَ إِلَيْهِ وَلَا يَتَوَجَّهُ النَّهْيُ إِلَى اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ ؛ لِأَنَّهُ غَيْرُ مُنَزَّلٍ وَمَسُّهُ غَيْرُ مُمْكِنٍ ، وَرُوِيَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ أَنَّ النَّبِيَّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} كَتَبَ إِلَى عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ حِينَ بَعَثَهُ إِلَى نَجْرَانَ : " أَلَّا تَمَسَّ الْمُصْحَفَ إِلَّا وَأَنْتَ طَاهِرٌ " ، وَرَوَى حَكِيمُ بْنُ حِزَامٍ أَنَّ النَّبِيَّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} قَالَ : " لَا تَمَسَّ الْمُصْحَفَ إِلَّا طَاهِرًا " ، فَإِنْ قِيلَ أَرَادَ بِقَوْلِهِ إِلَّا طَاهِرًا يَعْنِي : إِلَّا مُسْلِمًا .
قِيلَ : فَقَدْ رُوِيَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ النَّبِيَّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} قَالَ لَهُ : " لَا تَمَسَّ الْمُصْحَفَ إِلَّا وَأَنْتَ طَاهِرٌ " فَبَطَلَ هَذَا التَّأْوِيلُ ، وَلِأَنَّهُ إِجْمَاعُ الصَّحَابَةِ رَوَى ذَلِكَ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ ، وَسَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ ، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو لَيْسَ لَهُمْ فِي الصَّحَابَةِ مُخَالِفٌ ، وَلِأَنَّهُ لَمَّا كَانَ التَّطْهِيرُ مِنَ النَّجَاسَةِ مُسْتَحَقًّا كَانَ التَّطْهِيرُ مِنَ الْحَدَثِ مُسْتَحَقًّا فِيهِ كَالصَّلَاةِ .
فَأَمَّا الْجَوَابُ عَنْ كِتَابِهِ إِلَى قَيْصَرَ فَمِنْ وَجْهَيْنِ : أَحَدُهُمَا : أَنَّ قَيْصَرَ كَانَ مُشْرِكًا وَالْمُشْرِكُ مَمْنُوعٌ مِنْ مَسِّهِ بِالِاتِّفَاقِ فَلَمْ يَكُنْ فِيهِ دَلِيلٌ .
وَالثَّانِي : أَنَّهُ كَانَ كِتَابًا قَدْ تَضَمَّنَ مَعَ الْقُرْآنِ دُعَاءً إِلَى الْإِسْلَامِ ، فَلَمْ يَكُنِ الْقُرْآنُ بِنَفْسِهِ مَقْصُودًا فَجَازَ تَغْلِيبًا لِلْمَقْصُودِ فِيهِ ، وَأَمَّا الْجَوَابُ عَنْ قَوْلِهِمْ : إِنَّ تِلَاوَةَ الْقُرْآنِ أَغْلَظُ حُكْمًا فَهُوَ أَنَّهُ غَيْرُ مُسَلَّمٍ أَلَا تَرَى أَنَّ الْكَافِرَ لَا يَمْنَعُ مِنْ تِلَاوَةِ الْقُرْآنِ وَيَمْنَعُ مِنْ مَسِّ الْمُصْحَفِ فَكَذَلِكَ الْمُحْدِثُ
[ MASALAH ] KEWAJIBAN DALAM KONDISI SUCI SAAT MEMBAWA DAN MEMEGANG MUSHAF
Imam Syafi’i Ra berkata “Tidak boleh membawa dan memegang mushaf kecuali dalam kondisi suci”.
al-Mawardi berkata “Keteragan ini seperti ungkapan beliau : Wajib bersuci saat membawa dan memegang mushaf dan tidak boleh membawanya bagi orang yang tidak ada kesucian dari hadats padanya”.
Imam Daud Bin ‘Ali berkata “Boleh membawanya tanpa kondisi suci”, pendapat ini selaras dengan Hammad Bin Abu Sulaiman, Hakam Bin ‘Uyainah dengan berdalih bahwa nabi Muhammad SAW menyurati Kaisar Hiraql dengan tulisa BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM, QUL YAA AHLAL KITAABI TA’AALAU ILAA KALIMATIN SAWAAIN BAINANAA WA BAINAKUM (QS. Ali Imron) sementara nabi jelas tahu bahwa sang Kaisar akan memegangnya dan bahkan memindah tangankannya pada para pengikutnya dengan tanpa kondisi suci.
Mereka berkata “Dan karena kondisi suci saat membacanya tidak diwajibkan maka tentu lebih tidak diwajibkan suci saat membawa sesuatu yang tertulisi al-Quran”
Mereka menambahkan “Dan karena menutup aurat diwajibkan maka bersuci saat membawanya juga tidak”
Argumen kalangan Syafi’iyyah yang mengharuskan kondisi suci saat membawa dan memegangnya adalah :
▪Firman Allah Ta’ala “Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.“ (QS. 56:77-80.). Yang dikendaki dalam ayat diatas tentunya al-Quran yang lebih dekat penuturannya (diturunkan), bukan al-Quran yang dilauh al-Mahfudz karena ia tidak diturunkan dan memegangnya juga tidaklah mungkin.
▪Diriwayatkan dari Abdullah Bin Abu Bakar, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW menyurati Amr Bin Hazam saat diutus ke Najran “Janganlah menyentuh mushaf kecuali engkau suci”.
▪Diriwayatkan dari Hakim Bin Hizaam, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda “Janganlah menyentuh mushaf kecuali engkau suci”. Bila dikatakan “Yang dimaksud suci pada dua hadits diatas adalah Muslim”
▪Sesungguhnya diriwayatkan sebuah hadits dari Ibn Umar bahwa nabi bersabda “Janganlah menyentuh mushaf kecuali engkau suci” maka batallah pentakwilan makna hadits diatas dengan arti kecuali engkau muslim.
Para sahabat Nabi pun seperti Ali Bin Abu Thalib, Sa’ad Bin Abu Waqash, Abullah Bin Amr sepakat dan tidak ada perselisihan dalam hal ini, dan oleh karena mensucikan mushaf dari najis menjadi keharusan maka mensucikannya dari hadats juga berhak untuknya sebagaimana hukum yang berlaku pada shalat.
Sedang jawaban surat nabi Muhammad SAW pada Kaisar Hiraql, sesungguhnya sang Kaisar adalah orang musrik dan menjadikannya tolak ukur dalam sebuah hukum adalah dilarang dan lagi tulisan tersebut adalah surat yang didalamnya memuat ajakan memeluk islam tidak hanya ayat-ayat alQuran saja maka al-Quran dalam tulisan tersebut bukanlah menjadi tujuan sendurunya karena diperbolehkan demi tujuan ajakan tersebut.
Bila ditanyakan “Membaca al-Quran hukumnya lebih berat padahal sang Kaisar bukanlah muslim maka jawabnya “Apakah engkau tidak tahu bahwa orang kafir tidak dilarang membaca al-Quran tapi dilarang memegangnya, begitu juga orang yang hadats”. [ Al-Haawi al-Kabiir al-Mawardi I/241-243 ].
(فرع) في مذاهب العلماء في مس المصحف وحمله مذهبنا تحريمهما وبه قال أبو حنيفة ومالك وأحمد وجمهور العلماء
* وعن الحكم (1) وحماد وداود يجوز مسه وحمله وروى عن الحكم وحماد جواز مسه بظهر الكف دون بطنه
* واحتجوا بان النبي صلى الله عليه وسلم كتب إلى هرقل كتابا فيه قرآن وهرقل محدث يسمه وأصحابه ولان الصبيان يحملون الالواح محدثين بلا انكار ولانه إذ لم تحرم القراءة فالمس أولى وقاسوا حمله على حمله في متاع
* واحتج أصحابنا بقول الله تعالى (انه لقرآن كريم في كتاب مكنون لا يمسه الا المطهرون تنزيل من رب العالمين) فوصفه بالتنزيل وهذا ظاهر في المصحف الذى عندنا...والجواب عن قصة هرقل ان ذلك الكتاب كان فيه آية ولا يسمى مصحفا وأبيح حمل الصبيان الالواح للضرورة وأبيحت القراءة للحاجة وعسر الوضوء لها كل وقت وحمله في المتاع لانه غير مقصود وبالله التوفيق
[ SUB BAHASAN ] Dalam masalah menyentuh MUSHAF saat menanggung hadats menurut Madzhab Syafi’i dan mayoritas Ulama sebagaimana pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Ahmad menghukumi keharamannya, sedang pendapat al-Hakam, Hammaad dan Daud membolehkan menyentuh dan membawanya meski dalam keadaan hadats.
Diriwayatkan sebuah pendapat oleh al-Hakam dan Hammaad yang menyatakan boleh menyentuhnya dengan punggungnya telapak bukan perutnya dengan landasan :
▪Bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menulis surat pada Raja Hiraql yang didalamnya terdapat tulisan al-Quraanya, Raja Hiraql dan para pengikutnya memegangnya padahal mereka masih menanggung hadats
▪Karena para bocah kecil juga diperkenankan membawanya dalam kondisi hadats dan dalam masalah ini tidak terdapat ulama yang mengingkari kebolehannya
▪Dan karena saat membaca al-Quran dalam kondisi hadats tidak diharamkan maka memegangnya tentu lebih tidak diharamkan dengan menganalogkan kebolehannya saat membawanya bersama perkakas lain (semacam dalam tas).
▪Kalangan Madzhab Syafi’i memberi argumen tentang keharaman memegang mushaf al-Quran dalam kondisi hadats dengan berbagai dasar : Firman Allah Ta’ala “Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.“ (QS. 56:77-80.). Dengan kata ‘DITURUNKAN’ dalam ayat diatas jelas maksudnya adalah mushaf yang diturunkan dan ada pada kita.
▪Sedang jawaban pada cerita Raja Hiraql diatas, dalam surat tersebut hanya tertera ayat dari al-Quran, yang demikian tidaklah dikatakan mushaf
▪Sedang diperbolehkannya anak kecil menyentuh mushaf karena unsur darurat
▪Diperkenankan membacanya dalam kondisi hadats karena unsur hajat dan sulitnya menjaga wudhu disetiap saat
▪Diperbolehkan saat hadats membawanya bila bersama perkakas lain karena saat itu pembawaan mushaf tidak menjadi tujuan.
[ Lihat Al-Majmuu’ Alaa Syarh al-Muhadzdzab II/72 ].
Wallaahu A'lamu Bis Showaab

baca juga: klik=> Keutamaan bissmillah

Friday, May 4, 2018

Keutamaan bissmillah


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) فصل في فضلهاقال الإمام العالم الحبر العابد أبو محمد عبد الرحمن بن أبي حاتم، رحمه الله، في تفسيره:
حدثنا أبي، حدثنا جعفر بن مسافر، حدثنا زيد بن المبارك الصنعاني، حدثنا سلام بن وهب الجَنَديّ، حدثنا أبي، عن طاوس، عن ابن عباس؛ أن عثمان بن عفان سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن بسم الله الرحمن الرحيم. فقال: "هو اسم من أسماء الله، وما بينه وبين اسم الله الأكبر، إلا كما بين سواد العينين وبياضهما (1) من القرب".وهكذا رواه أبو بكر بن مَرْدُويه، عن سليمان بن أحمد، عن عليّ بن المبارك، عن زيد بن المبارك، به (2) .وقد روى الحافظ ابن مَرْدُويه من طريقين، عن إسماعيل بن عياش، عن إسماعيل بن يحيى، عن مِسْعَر، عن عطية، عن أبي سعيد، قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: "إن عيسى ابن مريم أسلمته أمه إلى الكتَّاب ليعلمه، فقال المعلم: اكتب، قال (3) ما أكتب؟ قال: بسم الله، قال له عيسى: وما باسم الله؟ قال المعلم: ما أدري (4) . قال له عيسى: الباء بَهاءُ الله، والسين سناؤه، والميم مملكته، والله إله الآلهة، والرحمن رحمن الدنيا والآخرة، والرحيم رحيم الآخرة".وقد رواه ابن جرير من حديث إبراهيم بن العلاء الملقب: زِبْرِيق، عن إسماعيل بن عياش، عن إسماعيل بن يحيى، عن ابن أبي مُلَيْكة، عمن حدثه، عن ابن مسعود، ومسعر، عن عطية، عن أبي سعيد، عن النبيّ صلى الله عليه وسلم، فذكره (5) . وهذا غريب جدًا، وقد يكون صحيحًا إلى من دون رسول الله صلى الله عليه وسلم، ويكون من الإسرائيليات لا من المرفوعات، والله أعلم.وقد روى جُوَيبر (6) ، عن الضحَّاك، نحوه من قبله.وقد روى ابن مَرْدُويه، من حديث يزيد بن خالد، عن سليمان بن بريدة، وفي رواية عن عبد الكريم أبي (7) أمية، عن ابن بريدة، عن أبيه؛ أن رسول الله (8) صلى الله عليه وسلم قال: "أنزلت عليّ آية لم تنزل على نبي غير سليمان بن داود وغيري، وهي بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ" (9) .وروي بإسناده عن عبد الكبير (10) بن المعافى بن عمران، عن أبيه، عن عمر بن ذَرّ، عن عطاء بن أبي رباح، عن جابر بن عبد الله، قال: لما نزل { بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } هرب الغيم إلى المشرق، وسكنت الرياح، وهاج البحر، وأصغت البهائم بآذانها، ورُجِمت الشياطين من السماء،
__________
(1) تفسير ابن أبي حاتم (1/34) والمستدرك (2/260).(2) زيادة من جـ، ط، ب، أ، و.(3) في هـ: "أسد".(4) في جـ: "فعدنا".(5) في جـ: "أأحد".(6) المسند (4/106) قال الحافظ ابن حجر في الإصابة (4/33): "واختلف فيه على الأوزاعي، فقال الأكثر: عن أسيد عن خالد بن دريك عن ابن محيريز. وقال ابن شماسة: عن الأوزاعي عن أسيد عن صالح بن محمد حدثني أبو جمعة به" وقال في فتح الباري (7/6): "إسناده حسن".(7) في جـ: "انصرفنا".(8) ورواه الطبراني في المعجم الكبير (4/23) عن بكر بن سهل عن عبد الله بن صالح به.(9) ورواه الطبراني في المعجم الكبير (4/23) من طريق ضمرة بن ربيعة به.وحلف الله تعالى بعزته وجلاله (1) ألا يسمى اسمه على شيء إلا بارك فيه (2) .
‎[وقال وكيع عن الأعمش عن أبي وائل عن ابن مسعود قال: من أراد أن ينجيه الله من الزبانية التسعة عشر فليقرأ: بسم الله الرحمن الرحيم، ليجعل الله له من كل حرف منها جنة من كل واحد، ذكره ابن عطية والقرطبي (3) ووجهه ابن عطية ونصره بحديث: "فقد رأيت بضعة وثلاثين ملكا يبتدرونها" (4) لقول الرجل: ربنا ولك الحمد حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه، من أجل أنها بضعة وثلاثون حرفا وغير ذلك] (5) .وقال الإمام أحمد بن حنبل في مسنده: حدثنا محمد بن جعفر، حدثنا شعبة، عن عاصم، قال: سمعت أبا تميمة يحدث، عن رديف النبي صلى الله عليه وسلم قال: عثر بالنبي صلى الله عليه وسلم، فقلت: تَعِس الشيطان. فقال النبي صلى الله عليه وسلم: "لا تقل تعس الشيطان. فإنك إذا قلت: تعس الشيطان تعاظم، وقال: بقوتي صرعته، وإذا قلت: باسم الله، تصاغر حتى يصير مثل الذباب".هكذا وقع في رواية الإمام أحمد (6) وقد روى (7) النسائي في اليوم والليلة، وابن مَرْدُويه في تفسيره، من حديث خالد الحذاء، عن أبي تميمة هو الهجيمي، عن أبي المليح بن أسامة بن عمير، عن أبيه، قال: كنت رديف النبي صلى الله عليه وسلم فذكره وقال: "لا تقل هكذا، فإنه يتعاظم حتى يكون كالبيت، ولكن قل: بسم الله، فإنه يصغر حتى يكون كالذبابة" (8) .فهذا من تأثير بركة بسم الله؛ ولهذا تستحب في أوّل كل عمل وقول. فتستحب في أوّل الخطبة لما جاء: "كل أمر (9) لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم، فهو أجذم" (10) ، [وتستحب البسملة عند دخول الخلاء ولما ورد من الحديث في ذلك (11) ] (12) ، وتستحب في أوّل الوضوء لما جاء في مسند الإمام أحمد والسنن، من رواية أبي هريرة، وسعيد بن زيد، وأبي سعيد مرفوعًا: "لا وضوء لمن لم
__________
(1) مسند أبي يعلى (1/147) والمستدرك (4/85) وتعقب الذهبي الحاكم فقال: "بل ضعفوه".(2) رواه البزار في مسنده (2840) "كشف الأستار" من طريق سعيد بن بشير، عن قتادة، عن أنس رضي الله عنه، وقال: "غريب من حديث أنس".(3) في هـ: "نويلة".(4) في جـ: "المسجد الأقصى".(5) في جـ، ط: "بيت الله".(6) في طـ، ب، أ، و: "مستقبلوا".(7) تفسير ابن أبي حاتم (1/36) وفي إسناده إسحاق بن إدريس قال البخاري: "تركه الناس". وقال ابن معين: "يضع الحديث". ورواه الطبراني في المعجم الكبير (24/207) من طريق إبراهيم بن حمزة الزبيري، عن إبراهيم بن جعفر عن أبيه به نحوه.(8) في جـ، ط: "إقام".(9) في جـ، ط، ب: "تمام".(10) في طـ: "إقام".(11) في جـ: "لها".(12) في جـ: "وإتمام الركوع والسجود".يذكر اسم الله عليه" (1) ، وهو حديث حسن. ومن العلماء من أوجبها عند الذكر هاهنا، ومنهم من قال بوجوبها مطلقًا، وكذا تستحب عند الذبيحة في مذهب الشافعي وجماعة، وأوجبها آخرون عند الذكر، ومطلقا في قول بعضهم، كما سيأتي بيانه في موضعه إن شاء الله، وقد ذكر الرازي في تفسيره في فضل البسملة أحاديث منها: عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "إذا أتيت أهلك فسم الله؛ فإنه إن ولد لك ولد كتب لك بعدد أنفاسه وأنفاس ذريته حسنات" وهذا لا أصل له، ولا رأيته في شيء من الكتب المعتمد عليها ولا غيرها.وهكذا تستحب عند الأكل لما في صحيح مسلم أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لربيبه عمر بن أبي سلمة: "قل: باسم الله، وكل بيمينك، وكل مما يليك" (2) . ومن العلماء من أوجبها والحالة هذه، وكذلك تستحب عند الجماع لما في الصحيحين، عن ابن عباس أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "لو أن أحدكم إذا أتى أهله قال: باسم الله، اللهم جنبنا الشيطان، وجنب الشيطان ما رزقتنا، فإنه إن يقدر بينهما ولد لم يضره الشيطان أبدًا" (3) .ومن هاهنا ينكشف لك أن القولين عند النحاة في تقدير المتعلق بالباء في قولك: باسم الله، هل هو اسم أو فعل متقاربان وكل قد ورد به القرآن؛ أما من قدره باسم، تقديره: باسم الله ابتدائي، فلقوله تعالى: { وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ } [هود: 41]، ومن قدره بالفعل [أمرًا وخبرًا نحو: أبدَأ ببسم الله أو ابتدأت ببسم الله] (4) ،فلقوله: { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ } [العلق: 1] وكلاهما صحيح، فإن الفعل لا بُدّ له من مصدر، فلك أن تقدر الفعل ومصدره، وذلك بحسب الفعل الذي سميت قبله، إن كان قيامًا أو قعودًا أو أكلا أو شربًا أو قراءة أو وضوءًا أو صلاة، فالمشروع ذكر [اسم] (5) الله في الشروع في ذلك كله، تبركًا وتيمنًا واستعانة على الإتمام والتقبل، والله أعلم؛ ولهذا روى ابن جرير وابن أبي حاتم، من حديث بشر بن عُمَارة، عن أبي روق، عن الضحاك، عن ابن عباس، قال: إن أوّل ما نزل به جبريل على محمد (6) صلى الله عليه وسلم قال: "يا محمد قل: أستعيذ بالسميع العليم من الشيطان الرجيم، ثم قال: قل: { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قال: قال له جبريل: قل: باسم الله يا محمد، يقول: اقرأ بذكر الله ربك، وقم، واقعد بذكر الله. [هذا] (7) لفظ ابن جرير (8) .
__________
(1) في جـ: "النبي".(2) في جـ، ط، ب: "قربانا".(3) صحيح البخاري برقم (8) وصحيح مسلم برقم (16).(4) البيت في تفسير الطبري (1/242).(5) في ب: "الآخر".(6) البيت في تفسير الطبري (1/242).(7) زيادة من ط.(8) في جـ، ط، ب، أ، و: "فيها".
FADHILAH BASMALAH
1. Termasuk Asma Allah
Utsman Bin Affan bertanya pada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang basmalah, beliau menjawab “Ia adalah nama dari Asma-asma Allah, kedekatannya dengan asma Allah ‘Akbar’ hanya seperti antara warna hitam dan putih pada kedua mata”
2. Tiga Asma Agung didalamnya
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Sesungguhnya nabi Isa As, diserahkan pada pengajar ilmu oleh ibunya, Sang pengajar berkata pada Isa “Tulislah..!!”.
“Apa yang aku tulis ?” Jawab Isa
“ Bismillah “ Kata sang pengajar
“ Apakah Bismillah itu ?” Tanya Isa
“ Aku tidak tahu “ Jawab pengajar
Nabi Isa berkata “Ba nya keindahan Allah, Sin nya pujian Allah dan Mim nya kerajaan Allah, Allah adalah tuhan dari segala tuhan, ar-rahmaan adalah Yang Maha kasih disunia dan di akhirat sedan ar-rahiim yang Maha penyayang di akhirat”
3. Ayat yang diprioritaskan Allah diturunkan pada Nabi Muhammad.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Diturunkan padaku sebuah ayat yang tidak diturunkan pada para nabi selain aku dan Sulaiman, yaitu Bismillaahirrahmaanirrahiim”
4. Alam bergoncang saat diturunkannya.
Dari Jabir Bin Abdillah “Saat turunnya basmalah, mendung lari kearah timur, tiupan angin berhenti, lautan berombak, binatang-binatang mendengarkan dengan seksama, syetan-syetan terlempar dari langit”
5. Pelindung dari Malaikat zabaniyyah.
Ibn Mas’ud berkata “Barangsiapa yang berkeinginan terjaga dari malaikat zabaniyyah yang sembilan belas maka bacalah basmalah, sungguh allah akan menjadikan setiap huruf yang terdapat pada basmalah perisai dari masing-masing mereka”Imam al-Qurthubi dan Ibn ‘Athiyyah berkata “Hal itu karena lebih dari tiga puluh malaikat selalu mengelilingi basmalah”
6. Melemahkan Syetan.
Abu Tamimah pernah mendengar cerita dari pembonceng Nabi Muhammad SAW, ia berkata “Aku tergelincir bersama nabi, aku berkata, “celakalah kau syetan.!”, baginda Nabi berkata “janganlah kau katakan celakalah syetan, karena sesungguhnya saat kau berkata demikian syetan kuat dan congkak ia berkata “dengan kekuatanku aku banting dirimu, dan saat kau berkata bismillah ia akan lemah dan kerdil hingga hanya menjadi seperti lalat”.
Dalam riwayat Ahmad Bin Hanbal dan an-nasaa-i disebutkan “Aku membonceng Baginda Nabi, beliau mengingatkan dan berkata “Janganlah kau berkata demikian, karena membuatnya besar hingga sebesar rumah, tapi bacalah basmalah karena ia akan mengecil hingga seukuran lalat”Karenanya dalam setiap perbuatan disunahkan diawali dengan basmalah, untuk mendapatkan keberkahannya... Dst. [ Tafsiir Ibn Katsiir I/119-121 ].
Wallaahu A'lamu Bis showaab.

baca juga: klik=> BACAAN DZIKIR PETANG

BACAAN DZIKIR PETANG

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
➡ *1.MEMBACA AYAT KURSI 1x*
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ
الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar.” Al-Baqarah: 255) (Dibaca sore 1x) [1]
➡ *2.Membaca Surat Al-Ikhlas (Sore 3x)*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya.’” (QS. Al-Ikhlash: 1-4). (Dibaca sore 3x). [2]
➡ *3.Membaca Surat Al-Falaq (Dibaca Sore 3x)*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”‘ (QS. Al-Falaq: 1-5). (Dibaca  sore 3x). [3]
➡ *4.Membaca Surat An-Naas (Dibaca Sore 3x)*
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
”Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.’” (QS. An-Naas: 1-6) (Dibaca sore 3x) [4]
➡ *5.Membaca (Dibaca Sore 1x)*
Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:
أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ للهِ، وَالْحَمْدُ للهِ، لَا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوذُبِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
*Amsaynaa wa amsal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir. Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzihil lailah wa khoiro maa ba’dahaa, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzihil lailah wa syarri maa ba’dahaa. Robbi a’udzu bika minal kasali wa suu-il kibar. Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.*
“Kami telah memasuki waktu sore dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji hanya milik Allah. Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabb, aku mohon kepada-Mu kebaikan di malam ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan malam ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabb, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di Neraka dan siksaan di kubur.”(Dibaca Sore 1x)
➡ *6.Membaca (Dibaca sore 1x)*
Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:
اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ أَصْبَحْنَا،وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوتُ، وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
*Allahumma bika amsaynaa wa bika ash-bahnaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikal mashiir.*
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu sore dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi. Dengan rahmat dan kehendak-Mu kami hidup dan dengan rahmat dan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu tempat kembali (bagi semua makhluk).” (Dibaca sore 1x)
➡ *7.Membaca Sayyidul Istighfar (Dibaca Sore 1x)*
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
*Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii. Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.*
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Engkau, Engkau-lah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan (apa) yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu (yang diberikan) kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.” (Dibaca sore 1x) [7]
➡ *8.Membaca (Dibaca Sore 3x)*
اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَدَنِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ سَمْعِيْ، اَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِيْ بَصَرِيْ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, selamatkanlah tubuhku (dari penyakit dan dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah pendengaranku (dari penyakit dan maksiat atau dari apa yang tidak aku inginkan). Ya Allah, selamatkanlah penglihatanku, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau.” (Dibaca sore 3x) [8]
➡ *9.Membaca (Dibaca Sore 1x)*
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
*Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh. Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaaya wa ahlii wa maalii. Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii. Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ugh-taala min tahtii.*
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tentramkan-lah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depan, belakang, kanan, kiri dan dari atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (aku berlindung dari dibenamkan ke dalam bumi).”(Dibaca sore 1x) [9]
➡ *10.Membaca (Dibaca Sore 1x)*
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
*Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy-syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy-syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim*
“Ya Allah Yang Mahamengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb Pencipta langit dan bumi, Rabb atas segala sesuatu dan Yang Merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, syaitan dan ajakannya menyekutukan Allah (aku berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan atas diriku atau mendorong seorang muslim kepadanya.” (Dibaca sore 1x) [10]
➡ *11.Membaca (Dibaca Sore 3x)*
بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي اْلأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
*Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim.*
“Dengan Menyebut Nama Allah, yang dengan Nama-Nya tidak ada satupun yang membahayakan, baik di bumi maupun dilangit. Dia-lah Yang Mahamendengar dan Maha mengetahui.” (Dibaca sore 3x) [11]
➡ *12.Membaca (Dibaca Sore 3x)*
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
*Rodhiitu billaahi robbaa wa bil-islaami diinaa, wa bi-muhammadin shallallaahu ‘alaihi wa sallama nabiyyaa.*
“Aku rela (ridha) Allah sebagai Rabb-ku (untukku dan orang lain), Islam sebagai agamaku dan Muhammad صلي الله عليه وسلم sebagai Nabiku (yang diutus oleh Allah).” (Dibaca  sore 3x)[12]
➡ *13.Membaca (Dibaca Sore 1x)*
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
*Yaa Hayyu Yaa Qoyyum, bi-rohmatika as-taghiits, wa ash-lih lii sya’nii kullahu wa laa takilnii ilaa nafsii thorfata ‘ainin*
“Wahai Rabb Yang Maha hidup, Wahai Rabb Yang Maha berdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu) dengan rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan (urusanku) kepada diriku sendiri meskipun hanya sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu).” (Dibaca sore 1x) [13]
➡ *14.Membaca (Dibaca Sore 1x)*
Dan ketika sore, Rasulullah صلي الله عليه وسلم membaca:
أَمْسَيْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Di waktu sore kami berada diatas fitrah agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kita Muhammad صلي الله عليه وسلم dan agama ayah kami, Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang yang musyrik.” (Dibaca sore 1x)
➡ *15.Membaca (Dibaca setiap hari 10x atau 1x)*
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
*Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.*
“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10x [15] atau dibaca 1x pada sore) [16]
➡ *16.Membaca (Dibaca setiap hari 100x)*
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
*Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.*
“Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca setiap hari 100x) [17]
➡ *17.Membaca (Dibaca Sore 100x)*
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
*Subhanallah wa bi-hamdih.*
“Mahasuci Allah, aku memuji-Nya.” (Dibaca sore 100x) [20]
➡ *18.Membaca (Dibaca setiap hari 100x)*
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Aku memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya.” (Dibaca setiap hari 100x) [21]
➡ *19.Membaca (Dibaca Sore 3x)*
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
*A’udzu bikalimaatillahit-taammaati min syarri maa kholaq.*
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari kejahatan sesuatu yang diciptakan-Nya.” (Dibaca sore 3x) [22]
_________
Fote Noote:
[1] Barangsiapa yang membaca ayat ini ketika pagi hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga sore hari. Dan barangsiapa mengucapkannya ketika sore hari, maka ia dilindungi dari (gangguan) jin hingga pagi hari.” (Lihat Mustadrak Al-Hakim 1/562, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/418 no. 662, shahih).
[2] HR. Abu Dawud no. 5082, an-Nasa-i VIII/250 dan at-Tirmidzi no. 3575, Ahmad V/312, Shahiih at-Tirmidzi no. 2829, Tuhfatul Ahwadzi no. 3646, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/411 no. 649, hasan shahih
[3] Ibid.
[4] “Barangsiapa membaca tiga surat tersebut setiap pagi dan sore hari, maka (tiga surat tersebut) cukup baginya dari segala sesuatu”. Yakni mencegahnya dari berbagai kejahatan. ( HR. Abu Dawud no. 5082, Shahiih Abu Dawud no. 4241, Annasa-i VIII 250 dan At-Tirmizi no. 3575 , At-Tarmidzi berkata “Hadits ini hasan shahih” Ahmad V/312, dari Abdullah bin Khubaib radhiyallahu ‘anhu. Shahiih at-Tirmidzi no. 2829, Tuhfatul Ahwadzi no. 3646, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/411 no. 649, hasan shahih).
[5] HR. Muslim no. 2723 (75), Abu Dawud no. 5071, dan at-Tirmidzi 3390, shahih dari Abdullah Ibnu Mas’ud.
[6] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 1199, lafazh ini adalah lafazh al-Bukhari, at-Tirmidzi no. 3391, Abu Dawud no. 5068, Ahmad 11/354, Ibnu Majah no. 3868, Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Shahiih al-Adabil Mufrad no. 911, shahih. Lihat pula Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 262.
[7] “Barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu pagi lalu ia meninggal sebelum masuk waktu sore, maka ia termasuk ahli Surga. Dan barangsiapa membacanya dengan yakin di waktu sore lalu ia meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk ahli Surga.” (HR. Al-Bukhari no. 6306, 6323, Ahmad IV/122-125, an-Nasa-i VIII/279-280) dari Syaddad bin Aus Radhiyallahu ‘anhu.
[8] HR. Al-Bukhari dalam Shahiib al-Adabil Mufrad no. 701, Abu Dawud no. 5090, Ahmad V/42, hasan. Lihat Shahiih Al-Adabil Mufrad no.539
[9] HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 1200, Abu Dawud no. 5074, An-Nasa-i VIII / 282, Ibnu Majah no. 3871, al-Hakim 1/517-518, dan lainnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhumaa. Lihat Shahiih al-Adabul Mufrad no. 912, shahih
[10] Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda kepada Abu Bakar ash-Shiddiq رضي الله عنه “Ucapkanlah pagi dan petang dan apabila engkau hendak tidur.” HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad 1202, at-Tirmidzi no.3392 dan Abu Daud no. 5067,Lihat Shahih At- Tirmidzi no. 2798, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 914, shahih. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2753
[11] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore hari, maka tidak ada sesuatu pun yang membahayakan dirinya.” HR. At-Tirmidzi no. 3388, Abu Dawud no. 5088,Ibnu Majah no. 3869, al-Hakim 1/514, Dan Ahmad no. 446 dan 474, Tahqiq Ahmad Syakir. Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, lihat Shahiih Ibni Majah no. 3120, al-Hakim 1/513, Shahiih al-Adabil Mufrad no. 513, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 655, sanad-nya shahih.
[12] “Barangsiapa membacanya sebanyak tiga kali ketika pagi dan sore, maka Allah memberikan keridhaan-Nya kepadanya pada hari Kiamat.” HR. Ahmad IV/337, Abu Dawud no. 5072, at-Tirmidzi no. 3389, Ibnu Majah no. 3870, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 4 dan Ibnus Sunni no. 68, dishahihkan oleh Imam al-Hakim dalam al-Mustadrak 1/518 dan disetujui oleh Imam adz-Dzahabi, hasan. Lihat Shahiih At Targhiib wat Tarhiib I/415 no. 657, Shahiih At Targhiib wat Tarhiib al-Waabilish Shayyib hal. 170, Zaadul Ma’aad II/372, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2686.
[13] HR. An-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 575, dan al-Hakim 1/545, lihat Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/417 no. 661, Ash-shahiihah no. 227, hasan, dari Anas radhiyallahu ‘anhu
[14] HR. Ahmad III/406, 407, ad-Darimi II/292 dan Ibnus Sunni dalam Amalul Yaum wol Lailah no. 34, Misykaatul Mashaabiih no. 2415, Shahiihal-Jaami’ish Shaghiir no. 4674, shahih
[15] HR. Muslim no. 2693, Ahmad V/420, Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 113 dan 114, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/416 no. 660, shaahih.
[16] HR. Abu Dawud no. 5077, Ibnu Majah no. 3867, dari Ab ‘Ayyasy Azzurraqy radhiyallahu ‘anhu, Shahiih Jaami’ish Shaghiir no. 6418, Misykaatul Mashaabiih no. 2395, Shahiih at-Targhiib 1/414 no. 656, shahih.
[17] “Barangsiapa membacanya sebanyak 100x dalam sehari, maka baginya (pahala) seperti memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan, dihapus darinya seratus keburukan, mendapat perlindungan dari syaitan pada hari itu hingga sore hari. Tidaklah seseorang itu dapat mendatangkan yang lebih baik dari apa yang dibawanya kecuali ia melakukan lebih banyak lagi dari itu.” HR. Al-Bukhari no. 3293 dan 6403, Muslim IV/2071 no. 2691 (28), at-Tirmidzi no. 3468, Ibnu Majah no. 3798, dari Sahabat Abu Hurairah رضي الله عنه. Penjelasan: Dalam riwayat an-Nasa-i (‘Amalul Yaum wal Lailah no. 580) dan Ibnus Sunni no. 75 dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dengan lafadz: “Barangsiapa membaca 100x pada pagi hari dan 100x pada sore Hari.”… Jadi, dzikir ini dibaca 100x diwaktu pagi dan 100x diwaktu sore. Lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 2762
[18] HR. Muslim no. 2726. Syarah Muslim XVII/44. Dari Juwairiyah binti al- Harits radhiyallahu ‘anhuma
[19] HR. Ibnu Majah no. 925, Shahiih Ibni Majah 1/152 no. 753 Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 54,110, dan Ahmad VI / 294, 305, 318, 322. Dari Ummu Salamah, shahih.
[20] HR. Muslim no. 2691 dan no. 2692, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Syarah Muslim XVII / 17-18, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/413 no. 653. Jumlah yang terbanyak dari dzikir-dzikir Nabi adalah seratus diwaktu pagi dan seratus diwaktu sore. Adapun riwayat yang menyebutkan sampai seribu adalah munkar, karena haditsnya dha’if. (Silsilah al-Ahaadiits adh-Dha-’iifah no. 5296).
[21] HR. Al-Bukhari/ Fat-hul Baari XI/101 dan Muslim no.2702
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ:قَالَ رَسُو لُ اللهِ صلي الله عليه وسلم : يَااَيُّهَا النَّسُ، تُوبُواإِلَيْ اللهِ. فَإِنِّيْ اَتُوبُ فِيْ الْيَومِ إِلَيْهِ مِانَةً مَرَّةٍ
Dari Ibnu ‘Umar ia berkata: “Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda: ‘Wahai manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat kepada-Nya dalam sehari seratus kali.’” HR. Muslim no. 2702 (42).
Dalam riwayat lain dari Agharr al-Muzani, Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda:
[إِنَّهُ لَيُغَانُ عَلَى قَلْبِيْ وَإِنِّيْ لأَسْتَغْفِرُ اللهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ]
“Sesungguhnya hatiku terkadang lupa, dan sesungguhnya aku istighfar (minta ampun) kepada Allah dalam sehari seratus kali.” (HR. Muslim no. 2702 (41)
Nabi صلي الله عليه وسلم bersabda: “Barangsiapa yang mengucapkan:
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
‘Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, Yang tidak ada Ilah yang berhak diibadahi kecuali Dia, Yang Maha hidup lagi Maha berdiri sendiri dan aku bertaubat kepada-Nya.’
Maka Allah akan mengampuni dosanya meskipun ia pernah lari dari medan perang.” HR. Abu Dawud no. 1517, at-Tirmidzi no. 3577 dan al-Hakim I/511. Lihat Shahiih at-Tirmidzi III/282 no. 2381.
Ayat yang menganjurkan istighfar dan taubat di antaranya: (QS. Huud: 3), (QS. An-Nuur: 31), (QS. At-Tahriim: 8) dan lain-lain.
[22] HR. Ahmad 11/290, an-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 596, Shahiih at-Targhiib wat Tarhiib 1/412 no. 652, Shahiih al-Jaami ‘ish Shaghiir no. 6427
Dinukil dari buku Doa Dan Wirid halaman 133- 155 yang disusun oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir jawas , Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafii
➖➖➖➖➖➖➖➖


Tanya jawab, Alasan Perintah Shalat Memakai "AQIMUUSH SHOLAAT"


PERTANYAAN :
apa alasannya dalam alqur'an tentang perintah sholat pake lafadz "AQIIMUUS SHOLAAT", nggak pakai lafadz "SHOLLUU?
JAWABAN :
Salam juga, sambil menunggu kantuk, hanya menambahkan saja
وأصل القيام في اللغة هو الانتصاب المضاد للجلوس والاضطجاع، وإنما يقوم القائم لقصد عمل صعب لا يتأتى من قعود، فيقوم الخطيب ويقوم العامل ويقوم الصانع ويقوم الماشي فكان للقيام لوازم عرفية مأخوذة من عوارضه اللازمة ولذلك أطلق مجازا على النشاط في قولهم قام بالأمر، ومن أشهر استعمال هذا المجاز قولهم قامت السوق وقامت الحرب، وقالوا في ضده ركدت ونامت، ويفيد في كل ما يتعلق به معنى مناسبا لنشاطه المجازي وهو من قبيل المجاز المرسل وشاع فيها حتى ساوى الحقيقة فصارت كالحقائق ولذلك صح بناء المجاز الثاني والاستعارة عليها، فإقامة الصلاة استعارة تبعية شبهت المواظبة على الصلوات والعناية بها بجعل الشيء قائما،
[ attahrir wattanwir 1/228 ]
والمراد بإقامتها إتقان شروطها وأركانها وخشوعها ، وحفظ السر فيها ، قال الشيخ أبو العباس المرسي رضي الله عنه : ( كل موضع ذكر فيه المصلّون في معرض المدح فإنما جاء لمن أقام الصلاة ، إما بلفظ الإقامة ، وإما بمعنى يرجع إليها ، قال تعالى { الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقيمُونَ الصَّلاَةَ } ، وقال تعالى : { أَقِمِ الصَّلاَةَ } [ الإسرَاء : 78 ] ، { وَالْمُقِيمِى الصَّلاَةِ } [ الحَجّ : 35 ] ، ولما ذكر المصلّين بالغفلة قال : { فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلاَتِهِمْ سَاهُونَ } [ الماعون : 4 ، 5 ] ولم يقل : فويل للمقيمين الصلاة )
[ albahrul madid 1/16  ]
واختُلف لِمَ سُمِّي فعل الصلاة على هذا الوجه إقامةً لها ، على قولين :
أحدهما : من تقويم الشيء من قولهم قام بالأمر إذا أحكمه وحافظ عليه .
والثاني : أنه فعل الصلاة سُمِّي إقامة لها ، لما فيها من القيام فلذلك قيل : قد قامت الصلاة
[ annukatu wal 'uyun 1/11 ]
، والإقامة في الأصل : الدوام والثبات ، من قولك : قام الحق أي : ظهر وثبت .
ومعنى { وَيُقِيمُونَ الصلاة } : يؤدونها في أوقاتها المقدرة لها ، مع تعديل أركانها ، وإيقاعها مستوفية لواجباتها وسننها وآدابها وخشوعها ، فإن الصلاة المقامة بحق هي تلك التي يصحبها الإخلاص
[ alwasith 1/16 ]
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُوْنَ
Yang percaya kepada yang ghaib , dan yang mendirikan sembahyang dan dari sebagian apa yang Kami anugerahkan kepada mereka, mereka dermakan (QS: Al-Baqarah ayat 3)
CARA BACA
Tidak ada tanda bacaan khusus yang perlu dibahas secara detail yang terdapat dalam ayat ini selain tanda (لا) kecil diakhir ayat yang menandakan ayat ini masih berkaitan erat baik secara lafadz ataupun makna dengan ayat berikutnya.
ARTI PERKATA
•الَّذِيْنَ (IsimMaushul, kata benda yang membutuhkan shilah/sifat) : Orang-orang
•يُؤْمِنُوْنَ (FiilMudhori' sebagai shilah dari الَّذِيْنَ): Yang Beriman
•بِالْغَيْبِ (Jar Majrur) : Dengan yang ghaib
•وَيُقِيْمُوْنَالصَّلاَةَ : Dan mendirikan sholat
•وَمِمَّا (Asalnya ومن ما setelah diidghomkan menjadi وَمِمَّا) : Dan dari sebagian perkara
•رَزَقْنَاهُمْ :Yang Kami berikan padanya
•يُنفِقُوْنَ : Mereka mendermakannya
PENJELASAT AYAT
Ini adalah tiga tanda MUTTAQIIN (orang-orang yang bertaqwa) taraf pertama yang telah ditutur pada ayat sebelumnya.
1. { aaladziina yu'minuuna bil ghoibi } mereka yang beriman kepada yang gaib,
Pengertian IMAN di sini adalah :
Abu ja'far ar-Razi menceritakan dari Abdullah, ia berkata: Iman itu adalah kebenaran."
Ali bin Abi Thalhah dan juga lainnya, berkata,dari Ibnu Abbas, ra : "mereka beriman maksudnya adalah mereka membenarkan. "Sedangkan mu'amar, dari az-zuhri : "Iman adalah amal."
Ibnu Jarir berkata bahwa yang lebih baik dan tepat adalah mereka harus mensifati diri dengan iman kepada yang ghoib baik melalui ucapan maupun perbuatan. Lafazh Iman kepada yang ghoib itu adalah Keimanan kepada Allah, Kitab-kitabnya dan Rasul-rasul-Nya sekaligus membenarkan pernyataan itu melalui perbuatan.
Ibnu Katsir berkata secara asal-usul kata bahwa Iman berarti pembenaran semata. Al Qur'an sendiri terkadang menggunakan kata ini untuk pengertian tersebut, sebagaimana dikatakan oleh Yusuf a.s kepada ayah mereka:
"dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." (Yusuf :17)
Demikian pula jika kata iman itu dipergunakan beriringan dengan amal shalih, sebagaimana firman Allah dalam al-Ashr : 3
"kecuali orang-orang yang beriman danmengerjakan amal saleh"
Adapun jika kata "Iman" itu dipergunakan secara mutlak, maka iman menurut syari'at tidak mungkin ada kecuali yang diwujudkan melalui keyakinan, ucapan dan amal perbuatan.
Demikian itulah yang menjadi pegangan mayoritas ulama, bahkan telah ijma Imam asy-Syafi'I, Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Ubaidah ,dan lain-lain "Bahwa iman itu adalah pembenaran dengan ucapan dan amal perbuatan, bertambah dan berkurang."
Sebagian mereka mengatakan bahwa beriman kepada yang ghoib sama seperti beriman kepada yang nyata, dan bukan seperti yang difirmankan Allah mengenai orang-orang munafik
وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ آمَنُوا قَالُوا آمَنَّاوَإِذَا خَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُمُسْتَهْزِئُونَ
"Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telahberiman." Dan bila mereka kembali kepada syaitan-setan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalahberolok-olok". (al-baqarah : 14). [Tafsir Ibnu Katsir].
Percaya pada yang ghaib. Yang ghaib ialah yang tidak dapat disaksikan oleh panca indera; tidak nampak oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, yaitu dua indera yang utama dari kelima (panca) inderakita. Tetapi dia dapat dirasa adanya oleh akal. Maka yang pertama sekali ialah percaya kepada Allah, zat yang menciptakan sekalian alam, kemudian itu percayaakan adanya hari kemudian, yaitu kehidupan kekal yang sesudah dibangkitkan dari maut.
Abu ja'far ar Razi menceritakan dari ar-Rabi' bin Anas, dari Abu 'Aliyah, ia berkata : "Mereka beriman kepada Allah,Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir, Surga dan neraka, serta pertemuan dengan Allah, dan juga beriman akan adanya kehidupan setelah kematian, serta adanya kebangkitan. Dan semuanya itu adalah hal yang ghoib."'
Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Muhairiz, ia menceritakan bahwa ia pernah mengatakan kepada Abu Jam'ah: Beritahukan kepada kami sebuah hadist yang engkau dengan dari Rasulullah saw, ia pun berkata : Baiklah aku akan beritahukan sebuah hadist kepadamu.Kami pernah makan siang bersama Rasulullah, dan bersama kami terdapat Abu 'Ubaidillah bin al-Jarrah, lalu ia bertanya: Ya Rasulullah, adakah seseorang yang lebih baik daripada kami? Sedangkan kami telah masuk Islam bersamamu dan berjihad bersamamu juga?, Rasulullah menjawab : "Ya ada, yaitu suatu kaum setelah kalian, mereka beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku."'
2. { wa yuqiimunash sholah } : dan yang mendirikan sholat
Ibnu Abbas berkata { wa yuqiimunash sholah } adalah mendirikan shalat, berarti mendirikan shalat dengan segala kewajibannya, Dari Ibnu Abbas, adh Dhahhak, ia berkata: "mendirikan Shalat berarti mengerjakan dengan sempurna ruku', sujud, bacaa,serta penuh ke khusyu'an". Dan Qatadah berkata : { wa yuqiimunash sholah } berarti, berusaha mengerjakannya tepat waktunya, berwudhu, ruku' dan bersujud.
Sedangka Muqatil bin Hayyan berkata { wa yuqiimunash sholah }, yaitu menjaga untuk selalu mengerjakannya pada waktunya, menyempurnakan wudhu' ruku', sujud, bacaaan al Qur'an, tasyahhud, serta membaca sholawat kepada Rasulullah. Demikian itulah makna mendirikan shalat.
3. { wa mimmaa rozaqnaa humyunfiquun } : "Dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka.".
Ali Bin Abi Thalhah dan yang lainnya berkata, dari Ibnu Abbas, ia berkata "maksud ayat ini ialah : mengeluarkan zakat dari harta kekayaan yang dimiliknya.
As Suddi, menceritakan dari Ibnu Abbas, dari IbnuMas'ud dan dari beberapa sahabat Rasulullah, ia berkata { wa mimmaa rozaqnaa humyunfiquun }, yakni pemberian nafkah seseorang kepada keluarganya.
Sedangkan Ibnu Jarir Ath Thobary, menentukan pilihannya bahwa ayat diatas bersifat umum mencakup segala bentuk zakat dan infak. Ia berkata, : sebaik-baiknya tafsir mengenai sifat kaum itu (beriman) adalah hendaklah mereka menunaikan semua kewajiban yang ada pada harta benda mereka, baik berupa zakat ataupun memberi nafkah kepada orang-orang yang harus ia jamin dari kalangan keluarganya, anak-anak dan yang lainnya dari kalangan orang-orang yang wajib dia nafkahi karena hubungan kekerabatan, kepemilikan (budak) atau faktor lainnya. Yang demikian itu karena Allah mensifati da memuji mereka dengan hal itu secara umum. Setiap Zakat dan infaq merupakan sesuatu yang terpuji.
Ibnu Katsir berkata : Seringkali Allah Ta'ala menyandingkan antara shalat dan infaq (zakat) karena shalat merupakan hak Allah sekaligus sebagai bentuk ibadah kepada-Nya, dan ia mencakup peng-Esa-an, penyanjungan, pengharapan, pemujian, pemnajatan do'a, serta tawakal kepada-Nya.Sedangkan infak/zakat merupakan salah satu bentuk perbuatan baik kepada semua makhluk dengan memberikan manfaat kepada mereka. Dan yang paling berhak mendapatkannya adalah keluarga, kaum kerabat serta orang-orang terdekat.
Dengan demikian segala bentuk nafkah dan zakat wajib tercakup dalam firman Allah { wa mimmaa rozaqnaa humyunfiquun } = dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka. [ Tafsir Ibnu Katsir ]

baca juga: klik=> 10 nasihat sebelum ramadhan

Thursday, May 3, 2018

10 nasihat sebelum ramadhan

Sekarang sudah hampir memasuki bulan Ramadhan. Maka biasakanlah beberapa perkara ini untuk menghadapi bulan Ampunan;
1. Sudahilah/perbaikilah segala macam bentuk permusuhan dengan sesama manusia.
Karena permusuhan itu penghalang diampuninya dosa.
Nabi salallahu Alaihissalam bersabda :
فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ، فَيُقَالُ: أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا، أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا.”
Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan.
Lalu dikatakan, ‘Tundalah  pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai.
”(HR. Muslim)
2. Tinjaulah Makanan kalian, pastikan kehalalannya. Sampai antum masuk pada bulan Ramadhan dengan makanan yang halal.
Karena makanan yang halal salah satu sebab diampuni dosa, dimudahkan untuk melakukan ketaatan kepada Allah.
Tidak layak bagi kaum muslimin yang puasa, tapi berbuka dengan makanan haram.
3. Latihlah diri antum dengan puasa dari sekarang (insyaalloh masih tersisa sekitar 14 hari lagi) meskipun hanya dengan puasa senin kamis.
4. Biasakan hati kalian dari sekarang untuk bisa melakukan qiyamul lail 11 rakaat meskipun dengan baca surat-surat pendek.
5. Biasakan mulai dari sekarang untuk rajin  sedekah meskipun dengan 1 junaih (700 rupiah) , agar malaikat selalu mendoakanmu :
اَللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak.’ (Muttafaq Alaihi)
6. Jagalah lisan dari segala bentuk celaan, sehingga terbiasa tatkala bulan Ramadhan dengan lisan yang bersih dari umpatan.
7. Bacalah Al-Qur'an, jangan meninggalkan Al-Qur'an.
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang  tidak diacuhkan".
(QS. Al-Furqon : 30 ).
Bacalah 1 juz dari sekarang, jangan nunggu Ramadhan saja rajinnya.
8. Sambunglah silaturahmi mulai dari sekarang meskipun dengan hanya menelpon saudaramu.
9. Jagalah pandangan kalian terhadap wanita atau dari tontonan haram, jangan pandang manusia dengan pandangan syahwat, kedengkian atau menganggapnya remeh/mengolok-oloknya.
10. 3 Amalan yang tidak ada selain di bulan Ramadhan. Puasa Ramadhan, Qiyam Ramadhan dan Lailatul Qodr. Jangan sibuk dengan sinetron, semua film yang diputar pada bulan Ramadhan akan diulang, tapi perkara 3 tadi tidak bisa diulang kecuali antum masih hidup pada Ramadhan depannya.
Semoga kita menjadi golongan yang beruntung untuk dapat meraup ampunan sebanyak-banyaknya dari Allah Ta'ala.
بارك الله فيكم. ...


Al quran pedoman bagi jin dan manusia


{ وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مّنَ الجن والإنس } [ الأعراف : 179 ]
“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia,” (QS. 7:179).
{ قُلْ ياأيها الناس إِنّى رَسُولُ الله إِلَيْكُمْ جَمِيعًا } [ الأعراف : 158 ] بل إلى الثقلين ، لأن التحدي كما وقع مع الإنس فقد وقع مع الجن بدليل قوله تعالى : { قُل لَّئِنِ اجتمعت الإنس والجن على أَن يَأْتُواْ بِمِثْلِ هذا القرءان لاَ يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا } [ الإسراء : 88 ] .
“Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua”. (QS. 7:158)Bahkan diutusnya Rasulullah mencakup pada bangsa jin dan manusia karena tuntutan dan perintah seperti halnya berlaku pada manusia berlaku juga pada bangsa jin dengan dasar firman Allah lainnya :“Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".(QS. 17:88). [ Tafsiir ar-Raazy IX/206 ].
{ وأحِيَ إليَّ هذا القُرءان لأُنذِرَكُم بِهِ ومن بَلَغَ } فالمراد أنه تعالى أوحى إليّ هذا القرآن لأنذركم به ، وهو خطاب لأهل مكة ، وقوله دومن بلغ ذ عطف على المخاطبين من أهل مكة أي لأنذركم به ، وأنذر كل من بلغه القرآن من العرب والعجم ، وقيل من الثقلين ، وقيل : من بلغه إلى يوم القيامة
“Dan Al Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya).” (QS. 6:19).
Maksud ayat tersebut Allah Ta’ala menurunka al-Quran padaku (Muhammad) supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu.Khithab ayat diatas tertuju orang-orang penduduk makkah, sedang firman Allah “dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya).” Di’athafkan pada lafadz orang-orang penduduk makkah berarti maksud ayat tersebut “supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya) baik orang arab atau orang Ajam (selain arab), ada pendapat memaknainyasupaya dengannya aku memberi peringatan kepada bangsa Jin dan Manusia, ada pendapat lain memaknainya supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al Qur'an (kepadanya) hingga akhir kiamat”. [ Tafsiir ar-Raazy VI/243 ].

baca juga: klik=> KEUTAMAAN SURAT AR RAHMAN

KEUTAMAAN SURAT AR RAHMAN

KEUTAMAAN SURAT AR-RAHMAAN :
• MEMBACANYA SEBAGAI BENTUK RASA SYUKUR
• SURAT PENGANTIN ALQURAN
• KELAK MENJADIKAN PEMBACANYA SEBAGAI PENGHUNI SURGA FIRDAUS
• MENGAIS RAHMAT ALLAH
[ الدر المنثور - السيوطي ] 7 / 690
الكتاب : الدر المنثور
المؤلف : عبد الرحمن بن الكمال جلال الدين
السيوطيوأخرج الترمذي وابن المنذر وأبو الشيخ في العظمة والحاكم وصححه وابن مردويه والبيهقي في الدلائل عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال : " خرج رسول الله صلى الله عليه و سلم على أصحابه فقرأ عليهم سورة الرحمن من أولها إلى آخرها فسكتوا فقال : ما لي أراكم سكوتا لقد قرأتها على الجن ليلة الجن فكانوا أحسن مردودا منكم كنت كلما أتيت على قوله فبأي آلاء ربكما تكذبان قالوا : ولا بشيء من نعمك ربنا نكذب فلك الحمد " وأخرج البزار وابن جرير وابن المنذر والدارقطني في الأفراد وابن مردويه والخطيب في تاريخه بسند صحيح عن ابن عمر " أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قرأ سورة الرحمن على أصحابه فسكتوا فقال : ما لي أسمع الجن أحسن جوابا لربها منكم ؟ ما أتيت على قوله الله فبأي آلاء ربكما تكذبان إلا قالوا : لا شيء من آلائك ربنا نكذب فلك الحمد " وأخرج البيهقي في شعب الإيمان عن علي : سمعت النبي صلى الله عليه و سلم يقول : " لكل شيء عروس وعروس القرآن الرحمن " وأخرج البيهقي عن فاطمة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : " قارىء الحديد وإذا وقعت الواقعة والرحمن يدعى في ملكوت السموات والأرض ساكن الفردوس "
Dari Jabiir Bin Abdullah ra, ia berkata “Suatu ketika Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam keluar pada sahabat-sahabatnya, kemudian membacakan surat ar-Rahman dari awal hingga akhir, para sahabat diam mendengarkannya.Kemudian Rasulullah berkata : Aku melihat kalian semua berdiam diri, sungguh aku telah membacakannya untuk jin dimalam jin dan mereka lebih baik meberi jawaban ketimbang kalian, saat aku membaca ditiap ayat “FABIAYYI ALAA-I ROBBIKUMAA TUKADZDZIBAAN” menreka menjawab “Dan tiada Sesutu nikmatpun dariMu wahai Tuhanku yang aku dustakan, bagiMu segala puji” (HR. at-Turmudzy, Ibn al-Mundzir, Abu as-Syaikh dishahihkan oleh Ibn Mardudyh dan al-Baehaqi).
Imam al-Baehaqy menjelaskan dalam kitab Syi’ab al-Iiman hadits riwyat dari sayyidina Ali ra, aku mendengar Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda “Setiap sesuatu memiliki pengantin, dan pengantin alQuran adalah surat ar-Rahman” (HR. Al-Baehaqy). Imam al-Baehaqy meriwayatkan hadits dari ‘Aisyah ra, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda “Pembaca surat al-Hadiid, surat al-Waaqi’ah dan surat ar-Rahman diseru dialam Malakuut langit dan bumi dengan ‘Penghuni Syurga Firdaus’.” (HR. Al-Baehaqy)
وأخبرني أبو الحسين أحمد بن إبراهيم العبدي سنة أربع وثمانين وثلاثمائة قال : أخبرنا أبو عمرو محمد بن جعفر بن محمد الحبري قال : حدّثنا إبراهيم بن شريك بن الفضل الكوفي قال : حدّثنا أحمد بن عبدالله قال : حدّثنا سلام بن سليم المدائني قال : حدّثنا هارون بن كثير عن زيد بن أسلم عن أبيه عن أبي أمامة عن أُبي بن كعب قال : قال رسول الله ( صلى الله عليه وسلم ) ( من قرأ سورة الرَّحْمن رحم الله ضعفه ، وأدّى شكر ما أنعم اللّه عليه ) .
Dari Ubay Bin Ka’b ra, ia berkata, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda “Barangsiapa membaca surat ar-Rahmaan niscaya Allah rahmati ketiada berdayaannya dan ia telah menjalankan rasa syukur atas nikmat Allah padanya”. [ Al-Kasyf wa al-Bayaan IX/179 ].
Wallahu A'lamu Bis-showaab.


Wednesday, May 2, 2018

HIDUPLAH DENGAN AKHLAK MULIA

Pergauilah mereka dengan akhlak yang mulia,
Ilmu yang tidak diikuti dengan akhlak bisa menjadi rendah dan berbahaya untuk pemiliknya dan orang di sekitarnya
Simaklah nasehat mulia ini ;
جالس العلماء بعقلك
Duduklah bersama Ulama dengan akalmu
وجالس الامراء بعلمك
Duduklah bersama pemimpin dengan ilmumu
وجالس الاصدقاء بأدبك
Duduklah bersama teman dengan adab/etikamu
وجالس أهل بيتك بعطفك
Duduklah bersama keluarga dengan kelembutanmu
وجالس السفهاء بحلمك
Duduklah bersama orang bodoh dengan kemurahan hatimu
وكن جليس ربك بذكرك
Jadilah "teman" Allah dengan mengingatNYA
وكن جليس نفسك بنصحك
Dan jadilah teman bagi dirimu sendiri dengan nasihatmu
لا تَحزنْ على طيبتك؛ فَإن لَم يُوجَد في الارض مَن يقدرها؛ ففي السَماء مَن يباركهَا…
Tidak perlu bersedih jika di dunia tidak ada yg menghargai kebaikanmu, karena di langit ada yg mengapresiasinya
حياتنا كالورود فيها من الجمال ما يسعدنا وفيها من الشوك ما يؤلمنا.
Kehidupan kita ibarat mawar, disamping memiliki keindahan yg membuat kita bahagia, juga memiliki duri yg bikin kita tersakiti
ما كان لك سيأتيك رغم ضعفك.!!
Apa yg ditetapkan bagimu niscaya akan mendatangimu, meskipun kamu tak ada daya
وما ليس لك لن تناله بقوتك.!!
Sebaliknya apa yg bukan milikmu, kamu tidak akan mampu meraihnya meski dengan kekuatanmu
لا أحد يمتاز بصفة الكمال سوى اللہ. لذا كف عن نبش عيوب الآخرين.
Tidak seorangpun yg memiliki sifat sempurna selain Allah, oleh karena itu berhentilah dari menggali aib orang lain
الوعي في العقول وليس في الأعمار، فالأعمار مجرد عداد لأيامك، أما العقول فهي حصاد فهمك وقناعاتك في حياتك..
Kesadaran itu pada akal, bukan pada usia, umur hanyalah bilangan harimu, sedangkan akal adalah hasil pemahaman dan kerelaanmu terhadap kehidupanmu
كن لطيفاً بتحدثك مع الآخرين، فالكل يعاني من وجع الحياة وأنت ﻻتعلم.
Berlemah lembutlah ketika bicara dengan orang lain, krn setiap orang merasakan derita hidupnya masing-masing, sedangkan kamu tdk mengetahuinya
كل شيء ينقص إذا قسمته على اثنين إلا
“السعادة”
فإنها تزيد إذا تقاسمتها مع الآخرين.
Semua hal akan berkurang jika dibagi menjadi 2, kecuali KEBAHAGIAAN, justru akan bertambah jika kamu bagi kepada yang lain.


PROSES KEMATIAN DAN HANCURNYA TUBUH KITA

Menurut pengetahuan & penelitian *Medis*
(Bikin Merinding ...)
.
*Sesaat sebelum mati,* Anda akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan dan badan bergetar. Anda merasa dingin ditelinga. Darah berubah menjadi asam 'n tenggorokan berkontraksi..
.
*0 Menit ...*
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.
.
*1 Menit ...*
Darah berubah warna n otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.
.
*3 Menit ...*
Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.
.
*4 – 5 Menit ...*
Pupil mata membesar n berselaput. Bola mata mengkerut krn kehilangan tekanan darah.
.
*7 – 9 Menit ...*
Penghubung ke otak mulai mati.
.
*1 – 4 Jam ...*
Rigor Mortis (fase dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku n rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.
.
*4 – 6 Jam ...*
Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.
.
*6 Jam ...*
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.
.
*8 Jam ...*
Suhu tubuh langsung menurun drastis.
.
*24 – 72 Jam ...*
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.
.
*36 – 48 Jam ...*
Rigor Mortis berhenti, tubuh anda selentur penari balerina.
.
*3 – 5 Hari ...*
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.
.
*8 – 10 Hari ...*
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.
.
*Beberapa Minggu ...*
Rambut, kuku dan gigi dengan mudahnya terlepas.
.
*Satu Bulan ...*
Kulit Anda mulai mencair.
.
*Satu Tahun ...*
Tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh Anda. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan. Jadi, apa yg mau disombongkan org sebenarnya ??? ….
*BAGUS UNTUK DIRENUNGKAN ~* Kita tak membawa apapun juga saat kita meninggalkan dunia yg fana ini …
.
*Jadilah manusia se-biasanya saja dan jangan merpersulit hidup orang lain ...*
Oleh sebab itu isilah hidupmu menjadi berkat bagi orang lain. Hidup ini adalah kesempatan jangan sia-siakan waktu yg ALLAH beri. HIdUp ini harus jadi berkah
Boleh di SHARE !!!

baca juga: klik=>Motivasi islami
 

AYO MULAI SEKARANG KITA BELAJAR BAHASA ARAB

Jangan malu malu kamu pasti bisa *In sha Allah*
 Syukron ( شكرًا ) = Terima kasih
 'Afwan ( عفواً ) = Sama-sama
 Aseef (asif) ( آسف ) = Saya minta maaf
 Hasanan ( حسناً ) = Baiklah
 Rubbamaa ( ربّما )/yumkin = Mungkin
 Intabih ( انتبِه ) = Awas! (Peringatan)
 Ihzar ( احذر ) = Berhati-hatilah
 Laa tansa' ( لا تنسىٰ ) = Jangan lupa
 Samiin ( سمين ) = Gemuk
 Nahiifun ( نحيف ) = Kurus
 Tawiilun ( طويل ) = Panjang
 Qasirun ( قصير ) = Pendek
 Khofiidhun ( خفيض ) = Rendah
 Yaum ( يوم ) = Hari
 Usbu' ( أسبوع ) = Minggu
 Syahr ( شهر ) = Bulan
 Sanah ( سنة ) = Tahun
Ucapan dalam bahasa arab
 Masaaul khair ( مساءالخير ) = Selamat sore
 Masaaun nuur ( مساءالنور ) = Ucapan balasan selamat sore
 Lailatu sa'idah ( ليلة سعيدة ) = Selamat malam
 Sobaahul khair ( صباح الخير ) = Selamat pagi
 Sobaahunnur ( صباح النور ) = Ucapan balasan selamat pagi
 Naharun sa'idah ( نهار سعيدة ) = Selamat siang
 Bitaufiiq wannajaah ( بالتوفيق والنجاح ) = Semoga berjaya
 Salam ukhuwah ( سلام اخوة ) = Salam persaudaraan
 Jazakallahu khairan ( جزاك الله خيرا ) = Semoga Allah membalasmu (laki-laki) dengan kebaikan
 Azzhomallahu ajrak ( عظّم الله أجرك ) = Semoga Allah memberimu pahala yang besar
 Uhibbuki ( أحبكِ ) = Saya sayang kamu (perempuan)
 Uhibbuka ( أحبكَ ) = Saya sayang kamu (laki-laki)
Ganti nama/personal pronouns
 Anaa ( أنا ) = Aku / Saya
 Anta ( أنتَ ) = Kamu (laki-laki)
 Anti ( أنتِ ) = Kamu (perempuan)
 Huwa ( هُوَ ) = Dia (laki-laki/seorang)
 Hiya ( هِيَ ) = Dia (perempuan/seorang)
 Huma ( هماَ ) = Dia (laki-laki / perempuan = 2orang)
 Hum ( هُمْ ) = Dia (laki-laki = 3org+)
 Hunna ( هنَّ ) = Dia (perempuan = 3org+)
 Nahnu ( نحنُ ) = Kami
 Antum ( أنتم ) = Kalian (ramai)
 Jamiilah ( جميلة ) = Cantik
 Qabihah ( قبيحة ) = Jelek
 Nadziifun ( نظيف ) = Bersih
 Kaslaan ( كسلان ) = Malas
 Ata'allamu ( أتعلم ) = Saya belajar
 A'kuluu ( أاكل )  = Saya makan
 Asyrobu ( أشرب ) = Saya minum
 Aqro u ( أقرا ) = Saya membaca
 Aktubu ( أكتب ) = Saya menulis
 Atakallamu ( أتكلم ) = Saya berbicara
 Amsiku ( أمسك ) = Saya memegang
 A'malu ( أعمل ) = Saya mengerjakan
 Albasu ( ألبس ) = Saya memakai pakaian
 Toriiqon ( طريق ) = Jalan
 Baytun ( بيت ) = Rumah
 Mirsamun ( مِرسم ) = Pensil
 Qolamun ( قلم ) = Pulpen
 Mimsahatun ( ممسحة ) = Penghapus
 Mishbaahun ( مصباح ) = Lampu
 Sabbuurotun ( سبورة ) = Papan tulis
 Kaifahaluka? ( كيف حالكَ ) = Apa kabar? (Laki-Laki)
 Kaifahaluki? ( كيف حالكِ ) = Apa kabar? (Perempuan)
 Askunu fi.. ( ..أسكن في ) = Saya tinggal di..
 'Umri ( عمري ) = Umur saya
 Masmuki? ( ما اسمكِ ) = Siapa namamu? (Perempuan)
 Masmuka? ( ما اسمكَ ) = Siapa namamu? (Laki-Laki)
 Ana tilmiidzatun ( انا تلميذة ) = Saya seorang murid (Perempuan)
 Ana tilmiidzun ( انا تلميذ ) = Saya seorang murid (Laki-Laki)
 Ahlam Sa'iidah ( احلام سعيدة ) = Semoga mimpi indah
 Syafakallah ( شفاك الله ) = Semoga Allah menyembuhkan kamu (Laki-Laki)
 Syafakillah (شفاكِ الله) = Semoga Allah menyembuhkan kamu (Perempuan)
 Ukhwahfillah ( اخوة في الله ) = Persahabatan karena Allah
 Ukhti ( اخت ) = Kakak (Perempuan)
 Akhi ( أخ ) = Kakak (Laki-Laki)
 Zaujy ( زوج ) = Suami (Pasangan L)
 Zaujah ( زوجة ) = Istri (Pasangan P)
 Asiff Jiddan ( آسف جداً ) = Beribu maaf
 Ukhwahfillah Abadan Abada ( اخوة في الله أبداً ابدا ) = Persaudaraan/Persahabatan karena Allah selama-lamanya
 Fa'idza 'Azamta fatawakkal 'alallah ( فإذا عزمت فتوكل على الله ) = Setelah kamu berazam maka bertawakallah kpda Allah
 Inni Akhaafullah (إني أخاف الله) = Sesungguhnya aku takut kpda Allah
 Maafi Qalbi Ghairullah ( مافي قلبي غير الله ) = Tiada di hatiku selain Allah
 Lau Samatha ( لَو سمحتَ ) = Maafkan Saya
 Naltaqi Ghadan ( نلتقي غداً ) = Kita jumpa besok
 Illalliqa' ( الى اللقاء ) = Sampai berjumpa kembali
 Tafadhdhol (تفضل ) = Silakan
 La Aadri/ la 'a'rif ( لا أدري ) = Saya tak tahu
 Maa fii Musykilah ( مافي مشكلة ) = Tiada masalah
 Jazakallahu khairan khatsiiran ( جزاكَ الله خيراً كثيراً ) = Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan (Laki-Laki)
 Jazakillahu khairan khatsiiran ( جزاكِ الله خيراً كثيراً ) = Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan (Perempuan)
 Jazakumullahu khairan khatsiiran ( جزاكمُ الله خيراً كثيراً ) = Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan (L & P)
 Wa iyyaka ( وإياك) = Dan untukmu jua (Laki-Laki) *balasan u/ ucapan jzkllah
 Wa iyyaki ( وإياكِ ) = Dan untukmu jua (Perempuan) *balasan u/ ucapan jzkllah
 Allahu khairul jaza' ( الله خير الجزاء ) = Allah adalah Sebaik-baik Pemberi balasan
 Fahimtum? ( فهمتم ) = Apakah kalian faham?
 Fahimna ( فهمنا ) = Kami telah faham
 Ijhad wala taksal ( اجهدْ ولا تكسلْ ) = Bersungguh2 dan janganlah kamu malas
 La Tahzan Innallaha Ma'anaa ( لا تحزنْ انا الله معنا ) = Jgnlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita
 Kafaa Bilmauti waa'izhan ( كفى بالموت واعظاً ) = Cukuplah kmatian itu mjadi peringatan
 Bi idznillah ( بإذن الله ) = Dengan izin Allah
 In syaa Allah kullu khoiir , Aamiin ( إن شاء الله كل خير. آمين ) = Atas izin Allah semuanya baik , Aamiin
 Barakallahu Fiik ( بارك الله فيك ) = Semoga Allah memberkahi kamu
 Na'am ( نعم ) = Ya
 Yallah bi sur'ah ( يالله بسرعة ) = Mari2 cepat (lekas2)
 Ismahli ya ustadz/ustadzah ( اسمحلي يا أستاذ/أستاذة ) = Permisi wahai ustadz/ustadzah
 Uridu an azhaba ila dauratul miyah ( أريد أن أذهب الى دورة المياة ) = Saya ingin ke kamar mandi
 Sanah Helwah ( سنةحلوة ) = Selamat ulang tahun
 Anaa aidhon ( أنا أيضاً) = Saya juga
*Mudah mudahan bermanfaat.*