Saturday, April 28, 2018

MERAIH PINTU TAUBAT

Jangan mengundur-undur waktu taubat..
Jangan sampai kita kehilangan  kesempatan taubat.
وعَنْ أبي عَبْدِ الرَّحْمن عَبْدِ اللَّهِ بنِ عُمرَ بن الخطَّاب رضيَ اللهُ عنهما عن النَّبيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ: "إِنَّ الله عزَّ وجَلَّ يقْبَلُ توْبة العبْدِ مَالَم يُغرْغرِ "رواه الترمذي وقال: حديث حسنٌ.
Dari Abu Abdur Rahman yaitu Abdullah Ibn Umar Ibn al-Khaththab -Radhiyallahu 'anhu- dari Nabi -Shallallahu 'alaihi wa sallam-  bersabda, “Sesungguhnya Allah -'Azza wa Jalla- itu menerima taubatnya seseorang hamba selama ruhnya belum sampai di kerongkongannya.” (Diriwayatkan oleh al-Tirmizi dan beliau berkata bahwa ini adalah Hadis hasan)
Hadits ini merupakan penjelasan salah satu batas waktu diterimanya taubat yaitu ketika sakratul maut.
Tatkala ruh telah sampai di tenggorokan , malaikat maut tepat berada di atas kepalamu, nafasmu tersengal-sengal, nyawamu meregang, mulutmu terkunci, anggota badanmu lemas, lehermu berkeringat, matamu terbelalak, disaat itulah pintu taubat ditutup untukmu. Keimananmu tidak akan bermanfaat dan yang tinggal hanyalah penyesalan yang mendalam karena tidak beramal sholeh.
Sebagaimana yang Allah -Azza wa Jalla- firmankan,
حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ  لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ
“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata : "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal saleh pada apa yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan”
(QS. Al-Mu’minun: 99-100)
Sungguh banyak dari kita yang lalai dari mengingat kematian sehingga enggan untuk bertaubat. Terkadang kita dikagetkan oleh jenazah yang melintas, namun kita main-main ketika jenazah sudah pergi tanpa bekas.
Seperti takutnya segerombolan kambing dari serangan serigala. Serigala pergi, merekapun kembali lagi bersuka ria.
Namun pernahkah kita memikirkan saat-saat seperti itu? yaitu saat engkau berada dalam tekanan sakratul maut.
Tentu saat ini engkau akan berucap dalam hatimu saya akan mengucapkan, “Laa ilaaha illallahu”. Tidak mungkin wahai saudaraku, jika engkau masih tetap lalai dan berpaling dari kebenaran hingga saat-saat kematianmu.
Tentu engkau tidak akan mampu mengucapkannya, bahkan kamu akan berharap untuk dihidupkan kembali.
Karenanya, sebelum semuanya terlambat, selamatkanlah dirimu!
Bersegeralah untuk bertaubat karena kita tidak mengatahui kapankah ajal menjemput.
Yakinlah bahwa dunia ini bukan akhir dari segalanya. Masih ada akhirat yang justru di sanalah kehidupan yang sesungguhnya. Tempat pembalasan amal perbuatan ketika di dunia dengan seadil-adilnya.
FAEDAH :
1. Taubat tidak akan diterima ketika sakratul maut.
Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ وَلَا الَّذِينَ يَمُوتُونَ وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَئِكَ أَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا
“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan : "Sesungguhnya saya bertaubat sekarang". dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (QS. An-Nisaa : 17-18 )
Oleh karenanya, Allah -Azza wa Jalla- tidak menerima taubat fir’aun tatkala ia tenggelam.
Allah -Azza wa Jalla- berfirman,
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ  آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ
“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak Menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia : "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya Termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
Apakah sekarang (baru kamu percaya), Padahal Sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS. Yunus: 90-91)
Hadaanallah wa iyyakum...


No comments:

Post a Comment