لا يلدغ المؤمن من جحر واحد مرتين
Orang yang beriman tidak jatuh/tersakiti pada satu lubang dengan dua kali. Riwayat yang terkenal yaitu : dengan membaca rofa' huruf ghainnya. Al-qadli berkata : kalimat tersebut diriwatkan dengan dua versi. salah satunya yaitu dengan di dlommah huruf ghainnya yang menunjukkan atas kabar.
Artinya : seorang mu'min yang terpuji, dan dia cerdas lagi teguh pendiriannya yang tidak lalai. maka kemudian terperdaya satu kali setelah yang lain, dan tidak memahaminya. Dan dikatakan : yang dimaksud adalah terperdaya urusan akhirat bukan dunia.
Versi yang kedua yaitu dengan dibaca kasroh huruf ghainnya yang menunjukkan larangan dilakukan dalam bentuk kelalaian. Sebab hadits tersebut diketahui : yaitu bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad menawan abu 'izzah asy-sya'ir (ahli syair) di perang badar. kemudian menganugerahinya (kebebasan). maka bersepakat agar tidak berkata kotor/menghasut dan mencacinya, dan Nabi melepaskannya dan dia bertemu dengan kaumnya. kemudian dia kembali menghasut dan mencaci. lalu Nabi menawan kembali ketika perang uhud, dan dia pun meminta pembebasan. kemudian Nabi bersabda :
المؤمن لا يلدغ من جحر مرتين
Dan inilah sebab yang melemahkan versi yang kedua. Dan dalam hadits ini terdapat penjelasan bahwa sebaiknya bagi seseorang yang tertimpa bahaya karena sebab menjauhinya agar tidak terjatuh bahaya lagi yang kedua kalinya.
Lafadz laa yaldaghu { لا يلدغ } dengan dirofa'kan (dengan tanda menggunakan dlommah di huruf ghainnya) menunjukkan bentuk kalimat yang menunjukkan kabar.
Al-khoththobiy berkata : lafadz itu berbentuk kabar, maknanya perintah. artinya agar orang yang beriman jadilah orang yang teguh pendiriannya dengan waspada agar tidak melakukan hal yang menuju pada kelalaian yang menyebabkan dirinya terperdaya/tertipu dua kali/berkali-kali. hal ini terkadang terkait urusan agama sebagaimana terkait urusan dunia, dan urusan agama merupakan hal yang paling utama untuk lebih waspada.
Dan diriwayatkan pula dengan mengharokati kasroh pada huruf ghainnya karena diwasholkan (disambung pada kata berikutnya) yang maknanya menunjukkan larangan. ibnu tiin berkata : seperti itulah (dengan dikasroh) kami membacanya. dikatakan : arti dari
لا يلدغ المؤمن من جحر واحد مرتين
Sesungguhnya orang yang berbuat satu dosa, maka sebab hal itu dia disiksa di dunia bukan sebab hal itu dia disiksa di akhirat. saya (ahmad bin ali bin hajar al-asqolaniy) berkata : jika orang yang berpendapat hal ini menghendaki bahwa sesungguhnya keumuman kabar itu mencakup hal itu maka mungkin. jika tidak, maka sebab dari adanya hadits menentang hal itu. dan dikuatkan dengan pendapat seseorang yang menyatakan : dalam hadits ini terdapat penjelasan agar waspada dari kelalaian. dan merupakan isyarat agar seseorang orang itu cerdas senantiasa cerdas memahami suatu perkara.
Abu ubaid berkata : makna hadits itu adalah tidak seyogyanya bagi orang yang beriman ketika dia sudah tertimpa suatu bencana kembali mengulanginya. Saya berkata : pendapat ini adalah pendapat yang dipahami oleh banyak ulama', termasuk diantaranya adalah az-zuhri yang meriwayatkan kabar (hadits) itu.
Ibnu hibban mengeluarkan sebuah riwayat dari jalur sa'id bin abdul aziz yang berkata : dikatakan pada az-zuhri ketika datang pada hisyam bin abdul malik : apa yang telah dilakukan padamu? dia berkata : hutang saya telah dipenuhi (dilunasi). kemudian berkata : wahai ibnu syihab kembalilah, maka kau akan diberi hutang. saya berkata : tidak. dan menyebutkan hadits.
abu dawud ath-thoyalisi setelah mentakhrij hadits beliau berkata : seseorang tidak disiksa di dunia sebab satu dosa, maka kemudian dia disiksa di akhirat sebab dosa itu. dan beliau juga mengarahkan pada arti yang lain.
Dikatakan : yang dikehendaki dengan orang yang beriman pada hadits tersebut adalah orang yang beriman sempurna yang pengetahuannya menempatkannya pada perkara-perkara yang samar, sehingga dia waspada dari resiko yang akan terjadi. sedangkan orang yang beriman yang lalai maka terjatuh/tersengat berulang kali.
Dari penjelasan di atas bisa diketahui bahwa maksud dari hadits tersebut ada dua versi penjelasan :
1.pemberian kabar : bahwa orang yang beriman akan selalu waspada terhadap hal yang menimpanya dia tidak akan mengulangi lagi sebuah perkara atau kesalahan yang resikonya pernah dialaminya. dan pada penjelasan ini juga merupakan perintah kepada orang yang beriman agar menjadi orang yang mengerti pada setiap permasalahan dan waspada resiko yang akan terjadi agar tidak terulang kembali.
2.bentuk larangan : agar tidak menjadi orang yang lalai. larangan ini ditujukan kepada orang yang beriman, untuk tidak mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan karena kelalaiannya.
Dari sini diketahui orang yang beriman ada dua macam :
1.orang yang beriman yang sempurna yang mengerti terhadap suatu masalah dan resiko yang akan terjadi serta dia waspada terhadap masalah yang sama.
2.orang yang beriman yang lalai terhadap masalah yang pernah dialami serta resiko yang pernah menimpanya karena masalah tersebut. Wallohu a'lam bish-showab.
baca juga => HADITS SEBAB BANYAKNYA MANUSIA MASUK NERAKA
No comments:
Post a Comment